Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Yani Helmi atau yang akrab dengan sapaan Paman Yani mendorong petani menggarap puluhan hektare lahan tidur di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu).
Dorongan wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu itu saat reses 4 - 6 Februari lalu, sebagaimana keterangan pers melalui telepon seluler, Selasa.
Wakil rakyat juga membidangi pertanian secara umum itu mengungkapkan, sebanyak 75 persen penduduk Desa Api Api Kecamatan Kusan Tengah Tanbu berprofesi sebagai petani.
Namun dia menyayangkan puluhan hektare (ha) persawahan di "Bumi Bersujud" Tanbu saat ini tak tergarap dengan baik atau terkesan menjadi lahan tidur.
"Apabila keadaan tersebut dibiarkan, maka inflasi beras lokal bakal meluas," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel itu.
Ia mengungkapkan, dari rilis resmi/data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel yang mengalami inflasi beras selain Tanjung (237 kilometer utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tabalong juga Kotabaru (300 km tenggara Banjarmasin).
"Di Banjarmasin saja, beras mayang tembus Rp16 ribu/liter. Bahkan, pedagang berani menaikan harga hingga Rp18 ribu/liter. Sehingga, perlu keseriusan Dinas Pertanian melakukan pengendalian ini," ujar wakil rakyat berpenampilan atletis tersebut.
Oleh karenanya, dia juga mendorong agar sektor pertanian di Tanbu terutama wilayah penghasil beras seperti Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah dapat terus mempertahankan, mengingat saat ini harga beras di beberapa daerah mengalami kenaikan secara drastis.
"Maka dari itu, beras lokal harus tetap menjadi yang utama. Agar impor beras tidak terjadi, karena bagaimana pun beras Banjar (lokal) tetap nomor satu serta enak dikonsumsi," ujar laki-laki kelahiran Kota Banjarmasin tersebut.
Ia menyatakan, bila ada yang menginginkan jalan usaha tani dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sesuai dengan keuangan daerah, hal tersebut tentu harus mendapat dukungan, karena dirinya terpilih dari rakyat untuk rakyat.
Tercatat penduduk desa seperti Api-Api dan Pakatellu Tanbu mayoritas petani, tetapi 25 persen masih memilih berkebun dan lima persennya lagi nelayan.
Soal lahan tidur, dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanbu melalui dinas pertanian bisa memberikan perhatian, pasalnya, sektor pertanian sangat penting bagi keberlangsungan hidup.
Sementara itu, Kepala Desa Api-Api Husnul Huluki, menuturkan, pihaknya terus berbenah dan mencari cara agar komoditas beras di wilayahnya tetap surplus.
Ia berharap komoditas yang mereka tanam ke depan tak hanya bisa dijual di pasar tradisional melainkan dapat diperdagangkan di retail modern. Jangan hanya beras luar saja, tetapi juga khas lokal.
Namun, dia menuturkan, saat ini aliran drainase persawahan mulai tertata dengan baik. Hanya saja pelaksanaannya harus baik pula agar tak terjadi kesalahan. Termasuk mengalami kerusakan dan serangan tungro.
"Apabila berhasil perekonomian warga berjalan baik dan padi kami pun dapat meningkatkan kesejahteraan," ucap Husnul.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Dorongan wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu itu saat reses 4 - 6 Februari lalu, sebagaimana keterangan pers melalui telepon seluler, Selasa.
Wakil rakyat juga membidangi pertanian secara umum itu mengungkapkan, sebanyak 75 persen penduduk Desa Api Api Kecamatan Kusan Tengah Tanbu berprofesi sebagai petani.
Namun dia menyayangkan puluhan hektare (ha) persawahan di "Bumi Bersujud" Tanbu saat ini tak tergarap dengan baik atau terkesan menjadi lahan tidur.
"Apabila keadaan tersebut dibiarkan, maka inflasi beras lokal bakal meluas," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel itu.
Ia mengungkapkan, dari rilis resmi/data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel yang mengalami inflasi beras selain Tanjung (237 kilometer utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tabalong juga Kotabaru (300 km tenggara Banjarmasin).
"Di Banjarmasin saja, beras mayang tembus Rp16 ribu/liter. Bahkan, pedagang berani menaikan harga hingga Rp18 ribu/liter. Sehingga, perlu keseriusan Dinas Pertanian melakukan pengendalian ini," ujar wakil rakyat berpenampilan atletis tersebut.
Oleh karenanya, dia juga mendorong agar sektor pertanian di Tanbu terutama wilayah penghasil beras seperti Kecamatan Kusan Hilir dan Tengah dapat terus mempertahankan, mengingat saat ini harga beras di beberapa daerah mengalami kenaikan secara drastis.
"Maka dari itu, beras lokal harus tetap menjadi yang utama. Agar impor beras tidak terjadi, karena bagaimana pun beras Banjar (lokal) tetap nomor satu serta enak dikonsumsi," ujar laki-laki kelahiran Kota Banjarmasin tersebut.
Ia menyatakan, bila ada yang menginginkan jalan usaha tani dan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) sesuai dengan keuangan daerah, hal tersebut tentu harus mendapat dukungan, karena dirinya terpilih dari rakyat untuk rakyat.
Tercatat penduduk desa seperti Api-Api dan Pakatellu Tanbu mayoritas petani, tetapi 25 persen masih memilih berkebun dan lima persennya lagi nelayan.
Soal lahan tidur, dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanbu melalui dinas pertanian bisa memberikan perhatian, pasalnya, sektor pertanian sangat penting bagi keberlangsungan hidup.
Sementara itu, Kepala Desa Api-Api Husnul Huluki, menuturkan, pihaknya terus berbenah dan mencari cara agar komoditas beras di wilayahnya tetap surplus.
Ia berharap komoditas yang mereka tanam ke depan tak hanya bisa dijual di pasar tradisional melainkan dapat diperdagangkan di retail modern. Jangan hanya beras luar saja, tetapi juga khas lokal.
Namun, dia menuturkan, saat ini aliran drainase persawahan mulai tertata dengan baik. Hanya saja pelaksanaannya harus baik pula agar tak terjadi kesalahan. Termasuk mengalami kerusakan dan serangan tungro.
"Apabila berhasil perekonomian warga berjalan baik dan padi kami pun dapat meningkatkan kesejahteraan," ucap Husnul.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023