Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mengajak seluruh warga "Bumi Bersujud" menggalakkan gerakan menguras menutup dan mengubur (3M) plus untuk mencegah penularan penyakit deman berdarah dengue (DBD).

"Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti," kata Kepala Dinkes Tanah Bumbu Setya Budi, di Batulicin, Selasa.

Dia mengatakan, gerakan 3M plus yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lainnya.

Menutup tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum, mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk. 

Sedangkan gerakan plusnya adalah menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk saat tidur.

Menurut Budi, gerakan ini dinilai sangat efektif untuk memberantas sarang nyamuk, sehingga perlu ditingkatkan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

"Agar pencegahan kasus DBD benar-benar maksimal, Dinkes Tanah Bumbu juga meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi melalui kerjasama dengan klinik swasta, klinik perusahaan, dan praktik mandiri untuk segera melaporkan kasus DBD agar segera diskrining sebagai antisipasi fase kritis yang terlambat ditangani," kata Budi.

Sebelumnya pada Januari 2023 kasus DBD di Tanah Bumbu sempat meningkat hingga dua kali lipat dari 10 kasus menjadi 20 kasus. Kasus tersebut tersebar di Kecamatan Simpang Empat, Kusan Hilir, Sungai Loban, Giri Mulya dan Kecamatan Satui.

"Alhamdulillah semua kasus tersebut dapat tertangani dengan baik, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa, Kami juga berharap kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap penyakit DBD dengan menggalakkan gerakan 3M plus " jelasnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023