Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, memenuhi target populasi sapi dan kerbau hingga 2026 melalui program sapi kerbau komoditas andalan negeri (Sikomandan).
"Peningkatan populasi sapi dan kerbau perlu dilakukan karena di Kotabaru populasinya berkurang," kata Koordinator Pembibitan Ternak Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Khairus Saleh di Kotabaru, Senin.
Baca juga: Kotabaru Waspadai Hewan Kurban Terjangkit Penyakit "Zoonosis"
Menurut dia, populasi sapi kerbau di Kotabaru berkurang karena masyarakat masih menggunakan sistem peternakan secara tradisional ekstensif atau melepaskan hewan di perkebunan kelapa sawit sehingga sulit dilakukan pengawasan.
"Masyarakat masih terbiasa menggunakan kandang sistem ren atau memagari lahan dengan luas tertentu dan sapi kerbau di lepas secara bebas," ujarnya.
Ia juga menerangkan, dengan sistem seperti itu, pemantauan sistem reproduksi, birahi, serta kesehatannya akan sulit untuk dikontrol dan akan menghasilkan hewan yang kurang berkualitas.
Dengan sistem pelaksanaan inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan (PKb), dan penanggulangan gangguan reproduksi akan meningkatkan populasi hewan tersebut.
Baca juga: Kotabaru Datangkan 400 Ekor Sapi Asal Sulawesi
Program peningkatan populasi ternak sapi melalui perbaikan pelayanan reproduksi ternak merupakan kelanjutan Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB).
Dengan adanya kerja sama antara seluruh instansi dan mitra terkait, yaitu instansi pusat dan daerah, para tenaga teknis reproduksi,
Serta pemilik ternak akan bisa memaksimalkan jumlah populasi.
"Nantinya kalo populasi dapat berkembang dengan baik, maka kebutuhan daging di Kotabaru akan terpenuhi," katanya
Khairus Saleh berharap program sistem populasi sapi dan kerbau di Kotabaru dapat memenuhi kebutuhan pasar yang selama ini di datangkan dari luar kota.
Baca juga: Hewan Kurban Di Kotabaru Seharga Rp14 Juta - Rp17 Juta/Ekor
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Peningkatan populasi sapi dan kerbau perlu dilakukan karena di Kotabaru populasinya berkurang," kata Koordinator Pembibitan Ternak Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Khairus Saleh di Kotabaru, Senin.
Baca juga: Kotabaru Waspadai Hewan Kurban Terjangkit Penyakit "Zoonosis"
Menurut dia, populasi sapi kerbau di Kotabaru berkurang karena masyarakat masih menggunakan sistem peternakan secara tradisional ekstensif atau melepaskan hewan di perkebunan kelapa sawit sehingga sulit dilakukan pengawasan.
"Masyarakat masih terbiasa menggunakan kandang sistem ren atau memagari lahan dengan luas tertentu dan sapi kerbau di lepas secara bebas," ujarnya.
Ia juga menerangkan, dengan sistem seperti itu, pemantauan sistem reproduksi, birahi, serta kesehatannya akan sulit untuk dikontrol dan akan menghasilkan hewan yang kurang berkualitas.
Dengan sistem pelaksanaan inseminasi buatan (IB), pemeriksaan kebuntingan (PKb), dan penanggulangan gangguan reproduksi akan meningkatkan populasi hewan tersebut.
Baca juga: Kotabaru Datangkan 400 Ekor Sapi Asal Sulawesi
Program peningkatan populasi ternak sapi melalui perbaikan pelayanan reproduksi ternak merupakan kelanjutan Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (UPSUS SIWAB).
Dengan adanya kerja sama antara seluruh instansi dan mitra terkait, yaitu instansi pusat dan daerah, para tenaga teknis reproduksi,
Serta pemilik ternak akan bisa memaksimalkan jumlah populasi.
"Nantinya kalo populasi dapat berkembang dengan baik, maka kebutuhan daging di Kotabaru akan terpenuhi," katanya
Khairus Saleh berharap program sistem populasi sapi dan kerbau di Kotabaru dapat memenuhi kebutuhan pasar yang selama ini di datangkan dari luar kota.
Baca juga: Hewan Kurban Di Kotabaru Seharga Rp14 Juta - Rp17 Juta/Ekor
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023