Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Kecamatan Halong Kabupaten Balangan panen edamame atau kedelai jepang hasil pendampingan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Panen melimpah kacang kedelai asal Jepang ini bentuk kesuksesan para santri dan pengelola pondok pesantren dalam bidang pertanian melalui program Adaro Santri Sejahtera (PASS).
"Alhamdulillah hasil panen kacang edamame ini bisa menambahkan pemasukan untuk pondok pesantren," ungkap salah satu pengelola usaha Ponpes Nurul Muhibbin, Mukhlis.
Dengan hasil panen sekitar 150 kilogram, edamame yang dikenal sebagai makanan sehat dijual dengan harga cukup mahal mencapai Rp25 ribu per kilogram.
Hasil penjualan selain untuk modal dan operasional pondok pesantren juga dialokasikan bagi pihak pengelola dan Badan Pengelola Unit Usaha Pesantren.
Sementara itu usaha pertanian edamame di ponpes Halong ini merupakan replikasi dari pelaksanaan Program Pertanian Organik yang dilaksanakan YABN di Kabupaten Tabalong.
Menurut Rina Ermadeni yang merupakan Koordinator Adaro Nyalakan Budaya & Lestari sekaligus PIC PASS, khusus bidang pertanian saat ini edamame cukup langka di pasaran karena itu harga jualnya cukup tinggi.
"Sebelumnya kita berhasil membudidayakan edamame di Desa Kambitin Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong karena itu kita mencoba di Ponpes Halong," jelas Rina.
Pada panen pertama produksi kacang edamame mencapai 200 kilogram karena tidak menanam jenis sayur lainnya.
"Penanaman kedua selain kacang edamame para santri juga membudidayakan sayuran pokcay sehingga produksi kacang tak sebanyak panen pertama," jelas Rina.
Sebelumnya para santri dan pengelola ponpes mendapat pelatihan terkait budidaya edamame hingga pembuatan pestisida nabati.
Pertisida nabati sendiri ungkap Rina memanfaatkan berbagai tanaman di sekitar seperti daun sirsak, serai, sirih hingga daun tembakau.
"Kami berharap budidaya edamame ini bisa terus dikembangkan sebagai usaha pesantren dan melatih para santri untuk berwirausaha," tambah Rina.
Dalam kesempatan lain Department Head CSR PT Adaro Energy Indonesia Zuraida Murdia Hamdie menyampaikan pondok pesantren akan terus berproses, menemukan model usaha dan budidaya terbaik, yang paling tepat untuk terus dikembangkan.
“Suatu hari pesantren tidak hanya memiliki usaha yang kuat namun mampu menyiapkan para santri untuk memiliki kemampuan entrepreneurship sebelum mereka terjun ke masyarakat," jelas Zuraida
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Panen melimpah kacang kedelai asal Jepang ini bentuk kesuksesan para santri dan pengelola pondok pesantren dalam bidang pertanian melalui program Adaro Santri Sejahtera (PASS).
"Alhamdulillah hasil panen kacang edamame ini bisa menambahkan pemasukan untuk pondok pesantren," ungkap salah satu pengelola usaha Ponpes Nurul Muhibbin, Mukhlis.
Dengan hasil panen sekitar 150 kilogram, edamame yang dikenal sebagai makanan sehat dijual dengan harga cukup mahal mencapai Rp25 ribu per kilogram.
Hasil penjualan selain untuk modal dan operasional pondok pesantren juga dialokasikan bagi pihak pengelola dan Badan Pengelola Unit Usaha Pesantren.
Sementara itu usaha pertanian edamame di ponpes Halong ini merupakan replikasi dari pelaksanaan Program Pertanian Organik yang dilaksanakan YABN di Kabupaten Tabalong.
Menurut Rina Ermadeni yang merupakan Koordinator Adaro Nyalakan Budaya & Lestari sekaligus PIC PASS, khusus bidang pertanian saat ini edamame cukup langka di pasaran karena itu harga jualnya cukup tinggi.
"Sebelumnya kita berhasil membudidayakan edamame di Desa Kambitin Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong karena itu kita mencoba di Ponpes Halong," jelas Rina.
Pada panen pertama produksi kacang edamame mencapai 200 kilogram karena tidak menanam jenis sayur lainnya.
"Penanaman kedua selain kacang edamame para santri juga membudidayakan sayuran pokcay sehingga produksi kacang tak sebanyak panen pertama," jelas Rina.
Sebelumnya para santri dan pengelola ponpes mendapat pelatihan terkait budidaya edamame hingga pembuatan pestisida nabati.
Pertisida nabati sendiri ungkap Rina memanfaatkan berbagai tanaman di sekitar seperti daun sirsak, serai, sirih hingga daun tembakau.
"Kami berharap budidaya edamame ini bisa terus dikembangkan sebagai usaha pesantren dan melatih para santri untuk berwirausaha," tambah Rina.
Dalam kesempatan lain Department Head CSR PT Adaro Energy Indonesia Zuraida Murdia Hamdie menyampaikan pondok pesantren akan terus berproses, menemukan model usaha dan budidaya terbaik, yang paling tepat untuk terus dikembangkan.
“Suatu hari pesantren tidak hanya memiliki usaha yang kuat namun mampu menyiapkan para santri untuk memiliki kemampuan entrepreneurship sebelum mereka terjun ke masyarakat," jelas Zuraida
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022