Pesantren binaan Adaro mencoba memanfaatkan produk wafer sebagai sumber pakan sebagai upaya meningkatkan produksi ternak dengan biaya minimal namun hasil yang maksimal.

Bersama tim pendamping Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) peternakan ULM juga membuat strategi untuk mengatasi salah satu tantangan pengelola kandang.

Menurut Danang, salah satu tim pendamping program peternakan PASS dari ULM pemanfaatan wafer pakan dapat meningkatkan performa kambing peliharaan sekaligus mengurangi biaya pakan.

Pertimbangannya, produktivitas ternak sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas.

"Kami ingin membantu pesantren mengembangkan pengetahuan dan kemampuan pengelola kandang di setiap pesantren binaan, agar ternak mampu berkembang memenuhi kebutuhan pasar di daerah”, jelas Danang.

 Danang menambahkan wafer merupakan stok pakan yang dapat disimpan dalam waktu lama.

Salah satu bentuk pakan ternak modifikasi, bahan baku yang digunakan yaitu hijauan dan konsentrat dengan komposisi berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak serta proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan.

 Konsentrat merupakan pakan tambahan untuk melengkapi pakan dasar di musim hujan dan menambah daya tahan tubuh ternak yang cenderung menurun di musim hujan, karena mengandung nutrisi penting, terdiri dari protein, vitamin, mineral, dan sumber energi lain dengan konsentrasi tinggi.

Wafer pakan komplit sendiri gabungan teknologi pengolahan pakan dalam upaya meningkatkan produksi ternak dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin dengan hasil yang maksimal.

Teknologi yang digunakan dalam pembuatan wafer yaitu kombinasi dari pakan komplit yang difermentasi kemudian dicetak dalam bentuk balok/blok.

"Tujuan pembuatan wafer untuk memperkecil volume pakan sehingga dalam penyimpanannya membutuhkan space (ruang) lebih sedikit daripada pakan biasa," jelas Danang.

Prinsip pembuatan wafer mengikuti cara pembuatan papan partikel dengan menggunakan perekat yang mampu mengikat partikel bahan sehingga dihasilkan wafer yang kompak dan padat sesuai kerapatan yang diinginkan.

Pengelola kandang kambing di pondok Pesantren Raudhotut Tholibin dan Al Islam Diki dan Arpi mengaku sangat suka dengan produk wafer pakan yang diajarkan tim ULM.

"Selain dapat menjadi stok pakan yang dapat disimpan lama, wafer pakan juga disukai ternak kambing karena aromanya sehingga makannya lebih lahap," ungkap Diki.

 Ia pun berharap dengan memanfaatkan wafer pakan ini ternak kambing yang dikelola pesantren binaan Adaro sehat dan memiliki bobot yang sesuai.

Sebelumnya mereka hanya memanfaatkan pakan dasar ternak untuk kambing berupa rumput atau hijauan lainnya.
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)
 Namun saat musim hujan rumput basah akibat hujan yang diberikan bisa menimbulkan bloat alias kembung dan cacingan, dan jika tidak dilayukan atau ditiriskan lebih dahulu dapat mengancam kematian pada ternak.

Bahan untuk membuat wafer pakan ternak kambing mencakup bahan dedak padi (30 persen), dedak jagung (25 persen) cacahan hijauan (15 persen), tepung tapioka/ sagu (10 persen) dan molase (20 persen).

 Sebelumnya bahan hijauan dicacah menjadi kecil–kecil dengan ukuran sekitar 3–5 sentimeter lalu digiling kasar.

Selanjutnya mencampur bahan dengan perekat dilakukan secara terpisah dengan konsentrat dan perekat dalam hal ini molases dan tepung tapioka.

Hijauan giling dicampur sampai merata dengan molases dan tepung tapioka lalu mencampur konsentrat dengan seluruh bahan.

Ransum (hijauan dan konsentrat) kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan di-press menggunakan dongkrak hidrolik.

 Setelah itu wafer dibiarkan di suhu ruang selama 24 jam dan wafer pakan ternak bisa dipacking untuk disimpan.
 

Pewarta: *

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022