Harga daging sapi premium di pasar Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, terus mengalami kenaikan sejak harga jual bahan bakar minyak (BBM) meningkat. 

Kepala Dinas Perdagangan Tapin Sugian Noor mengatakan penyebab harga daging sapi bergerak naik ini disebabkan harga BBM dan adanya pembatasan distribusi sapi antarprovinsi. 

"Sejak satu bulan lalu harganya Rp150 ribu /kg. Sebelumnya, saat awal kenaikan BBM di kisaran Rp130-135 ribu /kg," ujarnya usai sidak ke Pasar Keraton Rantau, Selasa. 

Namun demikian, kata dia, harga tersebut terbilang masih dalam kategori aman. Menurutnya, harga yang berlaku saat ini sifatnya sementara. 

"Kita terus melakukan pemantauan di pasar," katanya. 

Seorang petani dari Desa Pandahan, Aiman Fadilah, menerangkan kenaikan harga tersebut wajar terjadi karena harga jual sapi di kandang masih stabil tinggi sejak adanya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). 

"Harga masih tinggi, karena ketersediaan sapi lokal di Tapin terbatas dan ada pembatasan mendatang sapi dari luar provinsi," ujarnya. 

Faktor lain, kata dia, juga dipengaruhi oleh naiknya harga BBM. Saat ini, misalnya sapi limousin di kisaran harga Rp20 juta ke atas, sedangkan sapi bali Rp12-14 juta. 

"Kenaikan rata-rata Rp2 juta," ujarnya. 

Stok sapi di Tapin saja, kata dia, terbatas, sementara ini untuk memenuhi kebutuhan pasar pihaknya mengandalkan suplai dari daerah yang ada di Kalsel.

Kenaikan harga ini juga dibenarkan oleh Andri, seorang pedagang sapi di Pasar Keraton Rantau. Kata dia, di kabupaten tetangga beberapa waktu lalu harga daging sapi premium sudah ada yang mencapai Rp160 /kg. 

"Sejak dua bulan lalu, informasinya di Martapura sudah tembus ke harga Rp160 /kg," ujarnya. 

 

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022