Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia  mulai melakukan penelitian tentang pengobatan tradisional masyarakat Kalimantan Selatan, tujuan dari pada itu untuk menciptakan sebuah inovasi baru di beberapa bidang. 

"Diharapkan dapat menghasilkan inovasi di bidang kesehatan, ekonomi kreatif, dan pendidikan berupa ensiklopdesia pengobatan dalam format digital," ujar Ketua Tim Periset Budi Agung Sudarmanto dalam keterangan tertulis diterima ANTARA,  Selasa. 

Sebanyak lima orang periset BRIN ditugaskan untuk mencapai tujuan itu. Sementara ini, untuk menerapkan semua metode mereka mematok waktu selama tiga tahun. 

“Penelitian ini rencananya dilakukan bertahap 
selama tiga tahun. Tahun ini merupakan tahun pertama yang akan mengeksplorasi jenis-jenis pengobatan tradisional yang ada di Kalsel. Tahun kedua akan masuk pada sisi 
tipologi, dan tahun ketiga akan dilakukan pemantapan hasil," ujarnya.

Dari BRIN, kata dia, ada lima periset diantaranya ; Budi Agung Sudarmanto, Tri Wahyuni, Eka Suryatin, Achril Zalmansyah, dan Zainal Abidin. Demi mencapai tujuan maksimal, pihaknya berkolaborasi dengan Wajid periset dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Kalsel. 

"Sinergi antara semua elemen di Kalimantan Selatan sangat dibutuhkan demi terwujudnya tujuan penelitian," ujarnya.

Hari ini, untuk melancarkan tujuan, sebagai salah satu langkah awal, pihaknya mengundang berbagai elemen masyarakat ke focus discussion group (FGD) bertema "Eksplorasi Kehidupan Dinamis Pengobatan Tradisional (Etnomedisin) pada Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan”, di Aula Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin.

Ada 30 orang undangan yang hadir ke FGD itu,  diantaranya ; budayawan, praktis pengobatan, sejarawan, masyarakat umum hingga mahasiswa.

"Tim periset BRIN membutuhkan masukan dari para praktisi pengobatan yang saat itu hadir dan juga para informan di lapangan," ujarnya.

Sebanyak delapan narasumber yang memiliki kompetensi tentang pengobatan tradisional ini juga dihadirkan saat FGD tadi.

Salah satu narasumber Zulfa Jumalie menyatakan pengobatan tradisional atau masyarakat Kalsel bilang "tatamba" ini memiliki historis yang cukup melekat di kehidupan masyarakat.

Seorang sejarawan Banjar Hairiyadi turut menambahkan bahwa untuk melakukan menggali informasi terkait seluk beluk pengobatan tradisional yang dipakai masyarakat Kalsel pasti akan memerlukan waktu yang cukup lama.

Kolaborasi antarperiset BRIN dengan seluruh elemen masyarakat di Kalsel ini dinilai merupakan langkah terbaik untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang berdaya guna.

 
Foto bersama usai FGD dari BRIN di UIN Antasari Banjarmasin (ANTARA/HO-BRIN)

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022