Ketua Kelompok Kerja Kawasan Minapolitan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Suhadi mengatakan, produksi perikanan minapolitan setempat siap menggantikan pasokan impor ikan patin.


"Kawasan Minapolitan Banjar siap meningkatkan produksi untuk menggantikan impor patin dari luar negeri termasuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal," ujar  Suhadi  di Martapura, Jumat.


Menurut dia, Kabupaten Banjar merupakan salah satu kawasan minopolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas unggulan ikan patin dan komoditas pendukung ikan nila dan mas.


Kawasan minapolitan di kabupaten setempat tersebar di Desa Tungkaran, Cindai Alus, Sungai Batang Ulu, Sungai Batang Ilir dan Sungai Rangas yang luasnya mencapai 6.000 hektare lebih.


"Produksi ikan patin yang dihasilkan dari kawasan minapolitan yang tersebar di lima desa itu pada 2010 sebesar 12.270,4 ton dan nila sebesar 17.472,6 ton," ungkap Kepala Bappeda Kabupaten Banjar itu.


Suhadi menambahkan, produksi ikan patin tersebut masih bisa ditingkatkan melalui intensifikasi kolam budidaya sehingga pembenihan dan pembesaran ikan yang juga akrab disebut ikan dori itu bisa lebih maksimal.


"Jika langkah intensifikasi kolam dan lahan budidaya itu bisa dilakukan, kami sangat optimis mampu meningkatkan produksi hingga 200 persen termasuk menutupi impor patin," ujarnya.


Dikatakan, pengembangan kawasan minapolitan khususnya di kolam ikan Haji Midhan Desa Cindai Alus dengan luas lahan 125 hektare sudah cukup berhasil di mana sekali panen mencapai empat ton hingga lima ton ikan patin.


Namun, kata  Suhadi, ada beberapa permasalahan yang dihadapi pembudidaya yakni permodalan, dan perlunya alat pencetakan kolam yang selama ini dilakukan secara manual menggunakan cangkul.


Selain itu, pembudidaya juga memerlukan teknologi industri pengolahan skala menengah untuk mengolah ikan patin termasuk sarana pendukung berupa pabrik es yang dibutuhkan untuk mengawetkan ikan konsumsi tersebut.


Permintaan itu ditanggapi Menteri KP Fadel Muhammad saat mengunjungi kawasan setempat, Kamis yang langsung mengabulkan dan segera menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana yang dibutuhkan pembudidaya.


"Kami akan memenuhi seluruh permintaan itu, baik membantu keringanan pinjaman modal, bantuan peralatan pencetak kolam, penyiapan industri skala menengah hingga pembangunan pabrik es," katanya.


Ditambahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah menjalankan program Minapolitan yang dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, sebagai salah satu strategi meningkatkan produksi dan mengurangi impor.


Hingga 2011 sudah ditetapkan sebanyak 41 kawasan minopolitan percontohan dari 197 kawasan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan ditetapkan KKP sebagai kawasan minapolitan hingga 2014.


Dari 41 minopolitan percontohan itu, 24 kawasan diantaranya merupakan minopolitan yang berbasis perikanan budidaya dan salah satunya minapolitan Kabupaten Banjar dengan komoditas ikan patin./zal*c

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011