Kemarau panjang yang terjadi di beberapa daerah di Kalimantan Selatan dalam beberapa bulan terakhir belum menyebabkan dampak sosial yang mengganggu masyarakat, sehingga pemerintah belum memerlukan melakukan hujan buatan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Suhardi Atmoredjo di Banjarmasin, Selasa, menanggapi keinginan beberapa pihak untuk segera melakukan hujan buatan mengatasi ancaman kekeringan yang terjadi di beberapa kabupaten.

"Kalsel belum perlu melakukan hujan buatan, selain karena belum ada kekeringan, hujan juga masih terjadi di beberapa daerah," katanya.

Selain itu, tambah dia, untuk melakukan hujan buatan memerlukan biaya yang cukup besar bisa sampai ratusan juta rupiah, dikhawatirkan upaya tersebut justru tidak membawa manfaat secara maksimal.

Menurut Suhardi, akan jauh lebih baik dan bermanfaat bila dana yang rencananya untuk hujan buatan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan lain.

Pendapat yang sama disampaikan Sekretaris Dinas Pertanian Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU) Idwar Hadi yang mengatakan daerahnya belum memerlukan hujan buatan.

Menurut dia, kemarau panjang selama 2011 sempat membuat pihaknya khawatir bakal kembali mengganggu produksi padi di beberapa daerah terutama untuk daerah atas.

Namun, kata dia, dengan adanya guyuran hujan--kendati hanya satu hari--mampu mengatasi ancaman tersebut karena pengairan sawah bisa dilanjutkan dengan pompanisasi.

"Kami telah mengatasi kekurangan air sawah tersebut dengan cara memompa air sungai untuk dialirkan ke sawah, dan hal tersebut cukup berhasil," katanya.

Pompa yang berjumlah ratusan buah tersebut hasil bantuan dari pemerintah pusat, provinsi maupun daerah tersebut, kini berfungsi maksimal dan diharapkan akan mampu memaksimalkan proses tanam para petani.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pemprov Kalsel Zainal Ariffin mengungkapkan, kemarau panjang yang terjadi di Kalsel dalam 40 hari terakhir terakhir mengakibatkan empat kabupaten terancam kekeringan.

Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Selatan (HSS), Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Mengatasi ancaman kekeringan tersebut, kata Zainal, bila hingga beberapa hari kedepan tidak juga terjadi hujan, pihaknya akan mengupayakan untuk melakukan hujan buatan.

"Untuk itu kami akan mengusulkan program hujan buatan tersebut ke pemerintah pusat," katanya.  
Kemarau panjang juga menyebabkan sering terjadinya kebakaran di Kalsel. Dari data BPBD Kalsel titik api sejak bulan Januari hingga Juli juli terdapat 439 titk api dan Agustus meningkat menjadi 500 lebih.

Khusus Juli ada sekitar 306 titik api yang tersebar di berberapa daerah di Kalsel./B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011