Tarif angkutan umum antarkota dalam provinsi (AKDP) di Kalimantan Selatan naik seiring pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Hal itu diakui oleh para sopir AKDP, misalnya Rahim (50) saat ditemui di terminal Pal 6 Banjarmasin, dia mengakui tarif terpaksa naik Rp10 ribu. 

"Ongkos kita PP (pulang pergi) Kota Kandangan - Banjarmasin biasanya Rp200 ribu, sekarang jadi Rp350," ujarnya, kepada ANTARA di Banjarmasin, Selasa. 

Per penumpang, kata dia, sebelumnya untuk jurusan Banjarmasin-Kandangan ataupun sebaliknya normalnya 60 ribu. 

"Sekarang Rp70 ribu. Namun masih bisa nego.  Harga bisa saja turun, tergantung negosiasi antara sopir dan calon penumpang," ujar lelaki yang sudah berprofesi sebagai sopir selama 25 tahun itu. 

Dalam keadaan sekarang, jelas dia, meningkat nya harga BBM ini sangat membebani para AKDP dan juga para penumpang. 

"Tidak seperti dulu, sekarang sulit cari penumpang. Beban kita ditambah dengan naiknya harga BBM," ujarnya. 

Harga di tingkat eceran untuk pertalite, kata dia, sekarang sudah ada yang tembus Rp14 ribu. Apabila ke SPBU untuk mendapatkan BBM Rp10 ribu maka harus antre. 

Untuk menambah penghasilan menafkahi anak yang masih duduk di sekolah tingkat SMA dan SD serta kebutuhan rumah tangga, Rahim sekarang juga menerima jasa titip barang antarkota. 

"Tarifnya kita sesuaikan, negosiasi dengan pengirim," ujarnya. 
 

Pewarta: Muhammad Fauzi Fadilah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022