Terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengeu (DBD) di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dalam tiga bulan terakhir hingga total tercatat sudah 16 kasus DBD.

Pengelola Program Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Dinas Kesehatan Kabupaten HSU Sigit di Amuntai, Senin (8/8/22) mengatakan, kasus DBD meningkat karena faktor cuaca dan kesadaran masyarakat yang kurang menjaga kebersihan lingkungan.

"Pada Januari 2022 masih nol kasus, namun Februari ada dua kasus, Maret-April masing-masing satu kasus dan terus meningkat  pada Mei 2022 sebanyak dua kasus, Juni tiga kasus, Juli empat kasus dan sekarang Agustus sementara ditemukan tiga kasus DBD," ujar Sigit.

Sigit mengatakan, total terjadi sebanyak 16 kasus DBD hingga 8 Agustus 2022. Sebagian besar pasien DBD ditemukan di wilayah Kecamatan Amuntai Tengah.

Namun Sigit belum mengkategorikan terjadi wabah pada 16 kasus DBD di Kabupaten HSU ini. Pasien yang dirawat di rumah sakit juga kondisi tidak begitu buruk serta tidak ada pasien meninggal dunia. 

Menurut Sigit cara terbaik pencegahan dan pengendalian kasus DBD adalah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M plus, yakni menguras, menutup dan mengubur tempat-tempat penampungan air.

Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air bersih di rumah tangga dan menutupnya agar nyamuk Aedes Aegifty tidak berkembang biak serta mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air, seperti botol bekas dan lainnya.

"Warga hendaknya memperhatikan lingkungan masing-masing agar tidak ada tempat bagi berkembang biaknya nyamuk penyebar DBD," katanya.

Baca juga: Aplikasi satu data HSU siap diakses
Baca juga: Husairi lepas Pramuka ke Cibubur
 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022