Kini Nanas Solangai asal Desa Solan Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong telah terdaftar di pusat nasional kekayaan intelektual komunal Indonesia.
Setelah Kantor Kemenkumham Provinsi Kalsel memberikan hak kekayaan intelektual tehadap varietas nanas Solangai pada 5 Juli 2022.
Varietas nanas Solangai yang dibudidayakan warga Dusun Solangai di Desa Solan mulai dikenal sejak 2010 hingga sekarang.
Sebagai salah satu buah lokal yang endemik Nanas Solangai (Ananas comosus L. Merr) ini punya citarasa yang khas dibanding nenas lainnya.
"Rasa buah tidak terlalu manis dengan keasaman sedang sehingga terasa lebih segar," jelas Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman, Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong, Endang Susilowaty Dwi Hartati, Kamis (14/7).
Keunikan lainnya Nanas lokal ini bobotnya bisa mencapai lima kilogram dengan duri buah tidak terlalu rapat seperti nanas pada umumnya.
Endang menuturkan Nanas Solangai termasuk jenis buah endemik karena hanya tumbuh baik di Dusun Solangai yang masuk kawasan hutan.
Dari Desa Solan menuju permukiman Dusun Solan mencapai lima kilometer memasuki kawasan hutan lindung dengan akses jalan cukup sulit.
Salah satu warga Dusun Solangai M Bustani menuturkan Nanas ini cukup diminati masyarakat lokal sekitar Desa Solan hingga Kecamatan Muara Uya.
"Biasanya kami jual Rp20 ribu sampai Rp35 ribu per biji tergantung ukuran buah," jelas Bustani.
Sebagai Ketua Kelompok Tani Kenanga Bustani bangga Nanas Solangai bisa lebih dikenal hingga luar Tabalong bahkan terdaftar di pusat nasional kekayaan intelektual komunal Indonesia.
"Kami mengharapkan dukungan pemerintah daerah untuk bisa mengembangkan nanas Solangai agar potensinya bertambah," jelas Bustani.
Saat ini nanas dengan daging buah kuning cerah ini sebatas ditanam di perkarangan rumah warga dan sekitarnya sehingga belum sepenuhnya memenuhi permintaan masyarakat.
Namun Bustani optimis ke depan petani Dusun Solangai bisa membudidayakan nanas ini lebih banyak di sekitar kebun karet atau tanaman buah lokal lainnya.
Sebagai kawasan hutan lindung dan hutan produksi kondisi tanah di Dusun Solangai pun cukup subur.
Sejumlah buah lokal seperti durian, manggis, pisang dan kemiri potensinya cukup tinggi sehingga dapat menambah pendapatan warga dusun.
Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong pun akan melaksanakan program pengembangan buah lokal di sejumlah desa termasuk Dusun Solangai yang masuk wilayah Desa Solan Kecamatan Jaro.
"Rencananya 2023 kita melaksanakan program pengembangan buah lokal seluas 25 hektare termasuk di Dusun Solangai," jelas Endang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Setelah Kantor Kemenkumham Provinsi Kalsel memberikan hak kekayaan intelektual tehadap varietas nanas Solangai pada 5 Juli 2022.
Varietas nanas Solangai yang dibudidayakan warga Dusun Solangai di Desa Solan mulai dikenal sejak 2010 hingga sekarang.
Sebagai salah satu buah lokal yang endemik Nanas Solangai (Ananas comosus L. Merr) ini punya citarasa yang khas dibanding nenas lainnya.
"Rasa buah tidak terlalu manis dengan keasaman sedang sehingga terasa lebih segar," jelas Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman, Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong, Endang Susilowaty Dwi Hartati, Kamis (14/7).
Keunikan lainnya Nanas lokal ini bobotnya bisa mencapai lima kilogram dengan duri buah tidak terlalu rapat seperti nanas pada umumnya.
Endang menuturkan Nanas Solangai termasuk jenis buah endemik karena hanya tumbuh baik di Dusun Solangai yang masuk kawasan hutan.
Dari Desa Solan menuju permukiman Dusun Solan mencapai lima kilometer memasuki kawasan hutan lindung dengan akses jalan cukup sulit.
Salah satu warga Dusun Solangai M Bustani menuturkan Nanas ini cukup diminati masyarakat lokal sekitar Desa Solan hingga Kecamatan Muara Uya.
"Biasanya kami jual Rp20 ribu sampai Rp35 ribu per biji tergantung ukuran buah," jelas Bustani.
Sebagai Ketua Kelompok Tani Kenanga Bustani bangga Nanas Solangai bisa lebih dikenal hingga luar Tabalong bahkan terdaftar di pusat nasional kekayaan intelektual komunal Indonesia.
"Kami mengharapkan dukungan pemerintah daerah untuk bisa mengembangkan nanas Solangai agar potensinya bertambah," jelas Bustani.
Saat ini nanas dengan daging buah kuning cerah ini sebatas ditanam di perkarangan rumah warga dan sekitarnya sehingga belum sepenuhnya memenuhi permintaan masyarakat.
Namun Bustani optimis ke depan petani Dusun Solangai bisa membudidayakan nanas ini lebih banyak di sekitar kebun karet atau tanaman buah lokal lainnya.
Sebagai kawasan hutan lindung dan hutan produksi kondisi tanah di Dusun Solangai pun cukup subur.
Sejumlah buah lokal seperti durian, manggis, pisang dan kemiri potensinya cukup tinggi sehingga dapat menambah pendapatan warga dusun.
Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong pun akan melaksanakan program pengembangan buah lokal di sejumlah desa termasuk Dusun Solangai yang masuk wilayah Desa Solan Kecamatan Jaro.
"Rencananya 2023 kita melaksanakan program pengembangan buah lokal seluas 25 hektare termasuk di Dusun Solangai," jelas Endang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022