Balangan - (Antaranews Kalsel) - Aparat Desa Putat Basiun Awayan,dan wartawan di Balangan bersitegang, sesaat setelah Pj Gubernur Tarmizi A Karim meninggalkan Mahligai Mayang Maurai, Kecamatan Paringin, dalam acara silaturahmi dengan Pemerintah Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.

Ketegangan tersebut bermula saat para wartawan akan mewawancarai Kepala Desa Putat Basiun yang hadir dalam acara silaturahmi dengan Penjabat Gubernur tersebut.

Para wartawan berencana untuk mengonfirmasi tentang dugaan tidak transparannya penggunaan dana desa, yang dilaporkan oleh para aparatnya ke Polres Balangan.

Namun sesaat kemudian, tiba-tiba awak media didorong oleh aparat desa sambil berusaha merebut kamera wak  media, beruntung insiden tersebut dengan cepat bisa dilerai oleh Camat Awayan.

Para wartawan mencoba menanyakan pendapat kepala desa setempat terkait kedatangan warganya ke Polres Balangan. Kepala Desa Putat Basiun langsung menghindar dengan dibantu oleh para aparat desa tersebut.

Sambil mendorong dan mengancam, salah satu aparat desa bahkan sempat mengatakan tidak takut dengan wartawan, karena wartawan itu manusia.

Camat Awayan, Hifziani setelah melerai aparat desa dengan wartawan meminta, agar para media bersabar dulu, karena situasi di desa tersebut sedang kurang kondusif terkait dana desa.

"Nanti dulu , nanti dulu, nanti dulu, sabar saja, sekarang situasi sedang panas, dan saat ini belum ada permasalahan serius, warga meminta transparansi anggaran dan tidak ada penolakan dari kepala desa untuk menunjukkannya, cuma belum ditunjukkan," papar Camat Awayan tersebut.

Ia berjanji akan segera menyelesaian permasalahan di wilayah yang dipimpinnya, dan mengenai kericuhan dengan para wartawan ia pun meminta maaf, dan berjanji akan memberikan arahan serta penjelasan fungsi media dan masyarakat.

"Ini hanya kesalahpahaman, tolong maklumi dan saya minta maaf, semua kepala desa dan aparatnya akan saya kumpulan hari ini," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai fungsi dan tugas media, saya juga akan meminta kepala desa dan aparaturnya agar transparan dalam mengelola anggaran desa, sekaligus segera menyelesaikan permasalahan yang ada.

Sebelumnya, warga Desa Putat Basiun, Kecamatan Awayan, mendatangi Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Balangan, Selasa (2/2) untuk mengadukan permasalahan dana desa.

Kedatangan belasan warga tersebut terkait dugaan kurang transparannya Kepala Desa Putat Basiun mengenai penggunaan anggaran dana desa tahun 2015 di desa mereka.

Perwakilan warga yang mendatangi Polres Balangan, Ali Wardana di Paringin mengatakan, pihaknya mendatangi kepolisian untuk meminta aparat kepolisian  melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap penggunaan dana desa di Desa Putat Basiun Kecamtan Awayan.

"Kami dari Desa Putat Basiun Awayan, mendatangi Polres Balangan untuk melaporkan dan meminta pihak kepolisian melakukan penyelidikan terhadap penggunaan dana desa serta realisasinya di lapangan," katanya.

Menurut dia, sebelumnya masyarakat sudah meminta kepala desa untuk transparan dalam penggunaan dana desa tahun 2015 sebesar Rp800 juta.

Pihaknya lanjut Ali Wardana, diminta kepolisian untuk datang lagi, dengan membawa laporan formal agar bisa ditindaklanjuti oleh  kepolisian setempat, sesuai proses yang benar.

Kasat Reskrim Polres Balangan AKP Bintarto Bayu Shakti mengatakan, hingga hari ini tidak ada laporan mengenai dana desa.

"Tidak ada pelaporan, hanya ada sharing dan konsultasi, di mana ada tiga perwakilan masyarakat yang diizinkan masuk ke ruangan, selanjutnya kita usulkan untuk membuat laporan formal, sebagai pengaduan masyarakat terkait penggunaan dana desa," jelasnya.

Bintarto melanjutkan, bahwa awal tahun ini sudah ada dua laporan masyarakat terkait pengelolaan dana desa, namun untuk menindaklanjuti masalah ini, pihaknya akan melakukan pemeriksaan mulai dari instansi pemerintahan yang berwenang.

Hal ini ujar Bintarto, untuk menanyakan proses sistem teknis terkait bagaimana ketentuan penyaluran dana desa tersebut./D


Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016