Bupati Tanah Laut HM Sukamta mengatakan, kampung KB sangat diperlukan dalam upaya menangani isu nasional terhadap penurunan angka stunting di Tanah Laut.
"Angka stunting di Tanah Laut saat ini masih 30 persen dan itu harus segera kita diturunkan,"ujar HM Sukamta, pada acara Kemitraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kabupaten Tanah Laut 2022, di Aula DP2KBP3A Tanah Laut, Rabu(15/6/2022).
Menurut dia, tim percepatan pemberantasan stunting di Tanah Laut telah terbentuk dan diharapkan dapat bekerja secara maksimal, sehingga dapat menurunkan angka stunting minimal lebih rendah dari 18 persen.
"Persoalan stunting harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Saya harap di tahun 2023 angka stunting di daerah ini sudah menurun ke angka paling rendah,"tegasnya.
Ini sangat penting, tegas dia, karena para bayi yang lahir sekarang atau pada tahun 2023 akan datang itulah yang akan menjadi pilar pembangunan Tanah Laut pada tahun 2045.
Lebih lanjut dia mengemukakan, penguatan kemitraan di Kampung KB tidak bisa hanya dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut saja, karena ada banyak program yang dapat diintervensi dan dapat dilakukan oleh SKPD lain.
"Demikian para kader dari KB kita harap ada sebuah pemetaan desa mana saja berpotensi terjadi stunting dan kampung KB mana yang dapat diintervensi oleh instansi lain. Sehingga seluruh persoalan dalam upaya membangun sumber daya manusia berkualitas bisa kita selesaikan" kata Sukamta.
Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut Nor Hidayat berharap, dengan adanya kegiatan tersebut konvergensi semakin solid, sehingga penanganan kampung KB dapat lebih maksimal.
"Sudah ada beberapa kecamatan melaksanakan, salah satunya Kecamatan Bajuin. Kita tinggal menunggu waktu untuk menjadikan kecamatan tersebut berkualitas KB,"tandas Nor Hidayat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Angka stunting di Tanah Laut saat ini masih 30 persen dan itu harus segera kita diturunkan,"ujar HM Sukamta, pada acara Kemitraan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Kabupaten Tanah Laut 2022, di Aula DP2KBP3A Tanah Laut, Rabu(15/6/2022).
Menurut dia, tim percepatan pemberantasan stunting di Tanah Laut telah terbentuk dan diharapkan dapat bekerja secara maksimal, sehingga dapat menurunkan angka stunting minimal lebih rendah dari 18 persen.
"Persoalan stunting harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Saya harap di tahun 2023 angka stunting di daerah ini sudah menurun ke angka paling rendah,"tegasnya.
Ini sangat penting, tegas dia, karena para bayi yang lahir sekarang atau pada tahun 2023 akan datang itulah yang akan menjadi pilar pembangunan Tanah Laut pada tahun 2045.
Lebih lanjut dia mengemukakan, penguatan kemitraan di Kampung KB tidak bisa hanya dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut saja, karena ada banyak program yang dapat diintervensi dan dapat dilakukan oleh SKPD lain.
"Demikian para kader dari KB kita harap ada sebuah pemetaan desa mana saja berpotensi terjadi stunting dan kampung KB mana yang dapat diintervensi oleh instansi lain. Sehingga seluruh persoalan dalam upaya membangun sumber daya manusia berkualitas bisa kita selesaikan" kata Sukamta.
Sementara, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Tanah Laut Nor Hidayat berharap, dengan adanya kegiatan tersebut konvergensi semakin solid, sehingga penanganan kampung KB dapat lebih maksimal.
"Sudah ada beberapa kecamatan melaksanakan, salah satunya Kecamatan Bajuin. Kita tinggal menunggu waktu untuk menjadikan kecamatan tersebut berkualitas KB,"tandas Nor Hidayat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022