Banjarmasin, (Anataranews Kalsel) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Diah R Praswati menyatakan daerahnya masih kekurangan juru pemantau jentik (Jumantik) yang merupakan ujung tombak mengatasi wabah demam berdarah dengue (DBD).

"Saat ini, petugas Jumantik yang kita punya minim, hanya sebanyak dua orang per kelurahan," ujarnya, Kamis.

Artinya, kata dia, untuk 52 kelurahan yang ada di ibu kota provinsi hanya tersedia 105 orang petugas saja padahal potensi penduduk yang cukup rawan diserang nyamuk Aedes aegypti karena daerah tersebut merupakan kawasan rawa cukup besar.

"Tapi untungnya, petugas Jumantik kita cukup bisa bertugas dengan baik, hingga kasus DBD dapat ditekan," ucapnya.

Rencananya, kata dia, pada 2016 ini pihaknya akan menambah petugas Jumantik, agar program penekanan korban wabah DBD pada masa rentan di musim hujan ini bisa berhasil.

Hingga kini, tutur dia, kasus DBD yang sudah ditemukan sepanjang Januari tahun ini baru tercatat sebanyak 4 kasus, dan diharapkan tidak akan bertambah lagi dengan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan selalu waspada.

"Kita harap masyarakat bisa waspada DBD ini, agar tidak sampai ada korban jiwa, kalau anak atau keluarga mengalami panas, segera bawa ke tempat kesehatan, jangan sampai terlambat mendapat pertolongan," bebernya.

Dia juga mengintruksikan, petugas Jumantik yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik pada rumah yang ada di lingkungannya untuk menggerakan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Demikian juga, memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara penularan penyakit dan menjadi motivator bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan.

"Rajin-rajilah turun kelapangan, jangan sampai ada kabar masyarakat tidak pernah tahu adanya petugas Jumantik ini di kelurahannya," pungkas Diah.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016