Wakil Bupati Barito Kuala (Wabup Batola) H Rahmadian Noor jmenyebutkan, angka stunting di Kabupaten Batola berangsur-angsur turun dari tahun  2020 tercatat angka 16,81 persen menjadi 14,26 persen dan 2022 sudah 12,56 persen.

Dia juga mengatakan, komitmen pihaknya dalam rangka penurunan stunting diwujudkan melalui program prioritas, seperti memberikan makanan tambahan ibu hamil dan anak balita melalui Program Permata Bunda  yang disinergikan dengan seluruh Pemerintah Desa se-Kabupaten Barito Kuala.

"Anggaran dana desa juga kita mintakan untuk memberikan atau mengalokasikan dana untuk makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita," ujarnya, saat Rapat Sinergi Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola  dalam Rangka  Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, di aula Kantor Bupati Batola, Marabahan, Jum'at (10/7/2022).

Program tersebut,  kata Wabup, bertujuan untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat bagi ibu hamil dan anak balita yang dilaksanakan secara berkelanjutan dalam rangka percepatan penurunan stunting sesuai dengan target nasional turun hingga 14 persen tahun 2024.

Selain itu,  lanjutnya,  pihaknya juga melakukan program-program bidang kesehatan yang merupakan kegiatan rutin pelayanan dasar di bidang kesehatan masyarakat,  seperti pemberian tablet  tambah darah, imunisasi, pemberian ASI Eksklusif, dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pemerintah Kabupaten Batola, papar dia,  juga melaksanakan intervensi gigi spesifik melalui program ketahanan pangan,  pembangunan tempat tinggal yang layak, akses sanitasi, air bersih, serta bantuan sosial dan jaminan kesehatan.

Lebih lanjut dia mengemukakan,  untuk jangka panjang dilakukan pemulihan ekonomi melalui Program Padat Karya yang dikolaborasikan melalui program Kampung Terintegras.

Sementara, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Wagub Kalsel) H Muhidin mengapresiasi upaya sudah dilakukan Pemkab Batola melalui berbagai program penurunan stunting di wilayah setempat dengan capaian sudah diraih.

Muhidin menyarankan, terkait pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, perlu juga bantuan minuman atau susu tambahan  bagi balita enam bulan ke atas agar pertumbuhan anak dari keluarga kurang mampu ini bisa lebih baik.

"Kalau datanya ada, kita akan coba melakukan pendekatan dengan perusahaan agar memberikan bantuan susu tambahan melalui dana CSR mereka," ujarnya.

Muhidin berpendapat, upaya penurunan kasus stunting harus dilakukan menyeluruh dan bersama-sama antara pemerintah dan swasta serta pihak lainnya.

Pada kesempatan itu, Muhidin memberikan kesempatan kepada peserta rapat menyampaikan saran dan masukan terkait upaya penurunan stunting di Batola.

Rapat tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dr Diauddin dan Kepala BKKBN Kalsel Ramlan serta Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Batola.
 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022