Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Banjar Bakula akan menjadi solusi mengatasi krisis air baku perusahaan air minum di Kota Banjarmasin dan sekitarnya.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Selatan Eddy Sofyan di Banjarmasin, Kamis, mengatakan, dengan terbangunnya SPAM Banjar Bakula, maka krisis air baku PDAM sebagaimana yang terjadi pada musim kemarau diharapkan tidak terjadi lagi.

SPAM Banjar Bakula merupakan penyediaan air baku PDAM secara terintegrasi untuk daerah Banjarmasin, Banjar Baru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.

"Dengan selesainya pembangunan SPAM regional tersebut, maka PDAM di wilayah Banjar Bakula akan membeli kepada pengelola SPAM, baik itu itu berupa air baku, ataupun air yang sudah diolah dan siap distribusi," katanya.

Saat ini, kata dia, proyek pengembangan SPAM regional telah dimulai untuk wilayah Timur, yaitu Banjar, Banjarbaru, dan Tanah Laut dengan dana Rp300 miliar yang berasal dari Kementerian PU Rp100 miliar, Cipta Karya Rp100 miliar, dan Dinas PU Provinsi Kalsel Rp100 miliar.

Proyek SPAM wilayah Timur tersebut kini telah mencapai 90 persen dan diperkirakan selesai tahun ini dan bisa dioperasionalkan dan dimanfaatkan oleh PDAM Banjar Bakula tahun 2017.

Sedangkan wilayah Barat, yaitu Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala, pembangunan SPAM belum dimulai menunggu pendanaan proyek selanjutnya.

Khusus SPAM wilayah Timur akan memanfaatkan pasokan air baku dari Riam Kanan. Pasokan air baku yang selama ini memanfaatkan sistem irigasi akan diganti dengan sistem perpipaan diameter 1.200 mm sepanjang 40 kilometer.

Air yang keluar dari turbin PLTA Riam Kanan sebanyak 1.500 liter per detik kelak akan disalurkan melalui pipa tersebut ke IPA Pinus.

"Saat ini air yang bisa dimanfaatkan dari PLTA baru mencapai 250 liter per detik," katanya.

Pembangunan sistem perpipaan tersebut telah sampai dibangun melalui Gunung Makmur menuju daerah Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.

Sedangkan untuk wilayah Barat, yaitu Batola dan Banjarmasin, untuk pemanfaatan sumber air bakunya kini sedang dalam proses studi, yaitu berasal dari Sungai Pinang yang diperkirakan bisa menghasilkan air baku sekitar 2.000 liter per detik, atau lebih besar dibanding wilayah Timur.

Melalui sistem regionalisasi tersebut, maka sistem PDAM di wilayah kota dan kabupaten akan digabung menjadi PDAM Regional, sehingga nantinya ada lembaga yang hanya mengurusi air baku, dan selebihnya mendistribusikan kepada pelanggan PDAM.

"Penyelesaian pembangunan SPAM regional ini menjadi fokus program pembangunan Cipta Karya 2016, sehingga krisis air sebagaimana terjadi pada beberapa tahun musim kemarau sebelumnya segera teratasi," katanya.

Dengan adanya sistem tersebut, kata Eddy, bukan berarti pembangunan embung tidak diperlukan.

"Pembangunan embung tetap penting, karena embung tidak hanya untuk kebutuhan air bersih, tetapi juga pertanian, dan lainnya," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016