Ekonom dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan harus memperkuat daya beli masyarakat yang kini lebih lamban dibandingkan nasional.

"Dalam jangka pendek diperlukan sejumlah kebijakan yang tujuannya untuk memperkuat daya beli masyarakat," kata dia di Banjarmasin, Rabu.

Menurut Muttaqin, peningkatan daya beli masyarakat akan mendorong belanja yang lebih besar dalam perekonomian sehingga sisi suplai (demand side) akan terangkat. Kemudian peningkatan sisi suplai ekonomi akan membuka lebih banyak lapangan kerja.

Untuk itulah, kata dia, dalam jangka panjang diperlukan transformasi ekonomi agar Kalsel dapat mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif, khususnya batubara, dengan mengembangkan sektor industri, perdagangan dan jasa.

Muttaqin menyebut analisanya tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 9 Mei 2022 yang merilis pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan I tahun 2022, yakni sebesar 3,49 persen year on year (YoY). 

Pertumbuhan ekonomi Kalsel lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01 persen. Ini menunjukkan pemulihan ekonomi Kalsel berjalan lebih lambat dibanding nasional.

Pertumbuhan ekonomi Kalsel triwulan I 2022 ini juga lebih lambat dari triwulan IV 2021 (YoY). Petumbuhan pada triwulan tersebut mencapai 5,55 persen.

Muttaqin mengatakan penyebab melambatnya ekonomi Kalsel pada triwulan I 2022 terkontraksinya pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian. Jika pada triwulan sebelumnya pertumbuhan sektor ini mencapai 5,46 persen maka pada yriwulan I terkontraksi sebesar minus 0,03 persen. 

Kedua, 15 dari 17 sektor ekonomi Kalsel dalam PDRB tumbuh positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian serta administrasi pemerintahan.

Ketiga, pemulihan daya beli masyarakat di Kalsel lebih lamban dibandingkan nasional. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga PDRB Kalsel di triwulan I 2022 ini hanya mencapai 0,81 persen, sedangkan nasional 4,34 persen.

"Ini menunjukkan pemulihan ekonomi pada sektor-sektor selain tambang sedang berjalan hanya saja tidak cukup kuat untuk mengangkat ekonomi Kalsel ke level sebelum pandemi," jelas ekonom jebolan Universitas Birmingham Inggris itu.

Pewarta: Firman

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022