Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Anggota komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan Ismail Hidayat mengharapkan segera pelaksanaan lelang untuk pembangunan pengembangan Bandara Sjamsudin Noor Banjarmasin.

Anggota komisi III DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) yang juga membidangi perhubungan itu mengemukakan harapan tersebut di Banjarmasin, Kamis, menanggapi informasi penundaan lelang pembangunan Bandara Sjamsudin Noor oleh PT Angkasa Pura (AP) I.

Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu memaklumi penundaan lelang untuk pembangunan Bandara Sjamsudin Noor yang merupakan kebanggaan masyarakat Kalsel yang kini mencapai empat juta jiwa tersebut.

Penundaan lelang untuk pembangunan Bandara Sjamsudin Noor yang berlokasi di wilayah Kota Banjarbaru (sekitar 27 kilometer utara Banjarmasin) itu karena nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan.

"Dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tersebut mengakibatkan banyak kontraktor/pemborong tidak berani mengambil lelang untuk pembangunan Bandara Sjamsudin Noor," ungkapnya menjawab anggota Press Room DPRD Kalsel.

Tapi, lanjutnya, sesudah Komisi III DPRD Kalsel mendatangi pihak Angkasa Pura I di Jakarta beberapa waktu lalu, mereka menyatakan, insya Allah proses lelang untuk pembangunan Bandara Sjamsudin Noor Februari mendatang.

"Kemudian menurut Angkasa Pura I, April 2016 akan mulai proses pembangunan Bandara Sjamsudin Noor yang berstatus sebagai bandara internasional itu," kutip Hidayat.

Sebagaimana keterenangan dari manajemen AP I Cabang Banjarmasin, proses lelang untuk pembangunan Bandara Sjamsudin Noor itu pada Desember 2015, dan Februari 2016 sudah mengetahui kontraktor pemenang.

Pembangunan pengembangan Bandara Sjamsudin Noor itu semestinya sejak beberapa tahun lalu atau ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp10.000/dolar.

Namun karena permasalahan pembebasan lahan yang penyelesainnya berlarut-larut, sehingga pembangunan pengembangan Bandara Sjamsudin Noor itu jadi tertunda.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016