Program Penerangan Tenaga Surya di Kotabaru, Kalimantan Selatan yang diinisiasi Kopernik berdampak positif bagi lebih dari 20 ribu orang di 17 desa..

Direktur Kemitraan dan Pengembangan Usaha Kopernik Arvin Dwiarrahman mengatakan masyarakat juga melihat dampak itu sudah menyentuh langsung mahasiswa dari keluarga nelayan.

Saat ini, para mahasiswa yang berdomisili di pesisir Kotabaru mengalami kebijakan belajar jarak jauh akibat pandemi COVID-19. Ada lebih banyak tugas daripada kelas offline biasa.

"Mereka menghadapi pencahayaan yang tidak memadai untuk mengerjakan tugas," ujarnya. 

Saat ini, kata dia,  mereka bisa belajar di malam hari dengan bantuan teknologi surya. Berdasarkan survei 69 persen responden dapat menyaksikan peningkatan belajar anak-anak mereka. 

'Kini anak-anak dapat belajar dan membaca materi pembelajaran di malam hari tanpa merasa mengantuk dan menjadi lebih bersemangat menggunakan lampu untuk membaca," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, anak-anak juga dapat memanfaatkan teknologi untuk membantu orang tuanya di malam hari dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, menyiapkan peralatan memancing dan juga pergi ke masjid untuk salat magrib.

Penggunaan lampu bertenaga surya juga secara signifikan mengurangi risiko penyakit pernafasan akibat menghirup gas beracun saat belajar menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah

"Tak sampai di situ masjid-masjid juga menerima lentera surya dan menyediakan penerangan yang cukup untuk para masyarakat dalam beribadah," ujarnya. 

Informasi lain, dari 16 persen responden menyatakan mengalami peningkatan langsung dalam kualitas kesehatan keluarga mereka setelah satu bulan penggunaan lampu tenaga surya.

Baca juga: Cahaya untuk masyarakat di pesisir Kalimantan Selatan
Baca juga: Pembangunan SUTT lintasi cagar alam di Kalsel, PLN dan BKSDA susun rencana strategis
 

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022