Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Penjabat Wali Kota Banjarbaru yang diwakili oleh Plh Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Ubay SSos MAP saat membuka acara Seminar Motivasi Nasional tahun 2015, yang diadakan oleh Forum Komunikasi Pendidikan Inklusif Kota Banjarbaru bertempat di Aula Asrama Haji Banjarbaru, Sabtu.
Juga dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan DR H Amka MSi, dan DR Ir Abdul Basith MSi sebagai pembicara serta para peserta seminar yang berasal dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan.
Panitian Pelaksana Umi Sharoh mengucapakan selamat datang kepada kepada narasumber dan seluruh peserta seminar. Umi merasa senang atas terselenggaranya kegiatan seminar ini, demi memajukan dunia pendidikan diwilayah Kalimantan Selatan khususnya di Kota Banjarbaru agar terus meningkat.
Dengan target untuk empati anak bangsa yang belum beruntung untuk mendapatkan pendidikan yang sama sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif (pensif) bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bahwa peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial.
Dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya, bahwa pendidikan khusus untuk peserta didik yang memiliki kelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan secara inklusif, Bahwa berdasarkan prtimbangan sebagaimana dimaksud diatas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Plh Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Ubay SSos MAP mengatakan atas nama Pemerintah Kota Banjarbaru, menyambut baik kegiatan ini dan mengucapkan selamat datang kepada narasumber dan seluruh peserta. Dengan harapan seminar ini berlangsung dengan aman dan lancar serta mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta. Seminar inklusif mengangkat tema: “meraih empati menyukseskan pendidikan inklusifâ€, dimaksudkan untuk untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan inklusif sehingga nantinya dapat menumbuhkan empati pada diri kita untuk bersama menyukseskan pendidikan inklusif, khususnya di daerah kita.
Walaupun, sebenarnya pendidikan inklusif bukanlah barang baru dalam dunia pendidikan. Namun, harus diakui perjuangan untuk menyukseskan pendidikan inklusif belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Artinya tidak semua anak-anak berkebutuhan khusus mendapat kesempatan belajar bersama dengan anak normal di sekolah regular yang ada di lingkungannya atau yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Allah menciptakan manusia bermacam ragamnya. Ada yang normal, ada pula yang memiliki kekurangan baik dari segi kondisi fisik, mental, intelektual, emosional, sosial dan lain-lain. Tapi dari semua perbedaan tersebut, setiap manusia ingin dipandang sama, ingin memiliki hak yang sama dalam segala hal, termasuk dalam hal pendidikan. Sistem pendidikan yang selama ini diterapkan merupakan sistem eksklusif, yang masih memisahkan antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus sehingga masih ada hak-hak siswa terhadap pendidikan yang tidak terpenuhi.
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan universal yang dapat menciptakan sekolah yang responsif terhadap berbagai kebutuhan manusia yang beragam. pendidikan inklusif harus bisa mengakomodasi semua peserta didik tanpa mempertimbangkan kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik mereka dan kondisi lainnya. Ini berarti mencakup anak yang cacat dan berbakat, anak jalanan dan yang bekerja, anak dari penduduk terpencil dan nomadik, anak dari kelompok minoritas bahasa, etnis atau budaya, dan anak dari kelompok atau wilayah yang termarjinalisasikan lainnya.
Namun, tentu saja untuk menerapkan hal ini khususnya di sekolah-sekolah reguler bukanlah hal yang mudah, apalagi tanpa didukung oleh kurikulum, metode mengajar, sarana pembelajaran, sistem evaluasi dan guru yang inklusif. saya rasa disinilah letak tantangannya. karena itulah, semoga melalui seminar ini, wawasan kita dapat terbuka, yang diharapkan akan pula menambah empati kita khususnya pada anak-anak berkebutuhan khusus, hingga pada akhirnya akan pula berdampak pada suksesnya wajib belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Pada kesempatan itu Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan DR H Amka MSi kepada para narasumber Seminar Motivasi Nasional tahun 2015. Kemudian acara dilanjutankan dengan seminar./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Juga dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan DR H Amka MSi, dan DR Ir Abdul Basith MSi sebagai pembicara serta para peserta seminar yang berasal dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Selatan.
Panitian Pelaksana Umi Sharoh mengucapakan selamat datang kepada kepada narasumber dan seluruh peserta seminar. Umi merasa senang atas terselenggaranya kegiatan seminar ini, demi memajukan dunia pendidikan diwilayah Kalimantan Selatan khususnya di Kota Banjarbaru agar terus meningkat.
Dengan target untuk empati anak bangsa yang belum beruntung untuk mendapatkan pendidikan yang sama sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif (pensif) bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa bahwa peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial.
Dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa perlu mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak asasinya, bahwa pendidikan khusus untuk peserta didik yang memiliki kelainan dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan secara inklusif, Bahwa berdasarkan prtimbangan sebagaimana dimaksud diatas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Plh Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Ubay SSos MAP mengatakan atas nama Pemerintah Kota Banjarbaru, menyambut baik kegiatan ini dan mengucapkan selamat datang kepada narasumber dan seluruh peserta. Dengan harapan seminar ini berlangsung dengan aman dan lancar serta mendapat sambutan antusias dari seluruh peserta. Seminar inklusif mengangkat tema: “meraih empati menyukseskan pendidikan inklusifâ€, dimaksudkan untuk untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pendidikan inklusif sehingga nantinya dapat menumbuhkan empati pada diri kita untuk bersama menyukseskan pendidikan inklusif, khususnya di daerah kita.
Walaupun, sebenarnya pendidikan inklusif bukanlah barang baru dalam dunia pendidikan. Namun, harus diakui perjuangan untuk menyukseskan pendidikan inklusif belum mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Artinya tidak semua anak-anak berkebutuhan khusus mendapat kesempatan belajar bersama dengan anak normal di sekolah regular yang ada di lingkungannya atau yang dekat dengan tempat tinggalnya.
Allah menciptakan manusia bermacam ragamnya. Ada yang normal, ada pula yang memiliki kekurangan baik dari segi kondisi fisik, mental, intelektual, emosional, sosial dan lain-lain. Tapi dari semua perbedaan tersebut, setiap manusia ingin dipandang sama, ingin memiliki hak yang sama dalam segala hal, termasuk dalam hal pendidikan. Sistem pendidikan yang selama ini diterapkan merupakan sistem eksklusif, yang masih memisahkan antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus sehingga masih ada hak-hak siswa terhadap pendidikan yang tidak terpenuhi.
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan universal yang dapat menciptakan sekolah yang responsif terhadap berbagai kebutuhan manusia yang beragam. pendidikan inklusif harus bisa mengakomodasi semua peserta didik tanpa mempertimbangkan kondisi fisik, intelektual, sosial, emosional, linguistik mereka dan kondisi lainnya. Ini berarti mencakup anak yang cacat dan berbakat, anak jalanan dan yang bekerja, anak dari penduduk terpencil dan nomadik, anak dari kelompok minoritas bahasa, etnis atau budaya, dan anak dari kelompok atau wilayah yang termarjinalisasikan lainnya.
Namun, tentu saja untuk menerapkan hal ini khususnya di sekolah-sekolah reguler bukanlah hal yang mudah, apalagi tanpa didukung oleh kurikulum, metode mengajar, sarana pembelajaran, sistem evaluasi dan guru yang inklusif. saya rasa disinilah letak tantangannya. karena itulah, semoga melalui seminar ini, wawasan kita dapat terbuka, yang diharapkan akan pula menambah empati kita khususnya pada anak-anak berkebutuhan khusus, hingga pada akhirnya akan pula berdampak pada suksesnya wajib belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
Pada kesempatan itu Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan DR H Amka MSi kepada para narasumber Seminar Motivasi Nasional tahun 2015. Kemudian acara dilanjutankan dengan seminar./e
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015