Kenaikan harga BBM pertamax dari Rp 9.200 ke Rp 12.750 per liter berdampak buruk terhadap bisnis pertashop milik desa di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Manager Keuangan Pertashop Bumdes Mitra Usaha Kecamatan Salam Babaris, Zainal Arifin mengungkapkan sejak diberlakukannya harga baru pada 1 April, pihak nya sulit untuk menjual pertamax.
"Sebelumnya, penjualan rata rata 2.000 liter per hari. Sekarang turun, rata rata 600 - 700 liter per hari, kalau hari pasar di desa bisa tembus ke angka 1.000 liter," jelasnya, kepada wartawan LKBN ANTARA di Tapin, Senin.
"Lebih 60 persen terjadi penurunan penjualan, apabila isu kenaikan pertamax naik ke harga Rp 16 ribu terjadi, maka ada kemungkinan untuk sementara pertashop tutup," ujarnya, menambahkan.
Namun demikian, kata Zainal, dengan kondisi sekarang bisnis pertashop yang dikelola nya masih untung, hanya saja capaian penjualan per hari menurun dibandingkan sebelumnya.
"Untuk sekarang bisnis pertashop masih layak untuk dijalankan," ujarnya, menilai.
Manager Bumdesma Sirang Pitu Mitra Meratus Kecamatan Piani, Nor Kamarudin mengungkapkan hal serupa, peminat pertamax di wilayah perbukitan kini juga turun drastis.
"Sebelumnya penjualan kami rata-rata tembus 1.300 liter per hari. Sekarang, hanya berkisar ke 400 liter per hari," terangnya.
Kedua sumber itu sepakat, sementara ini perputaran ekonomi bisnis pertashop lesu dibandingkan sebelumnya.
Harga pertalite di pasaran Rp 7.650, apabila dibandingkan dengan pertamax kini ada selisih harga Rp 5.100.
Faktor utama penyebab lesunya bisnis pertashop itu adalah selisih harga tersebut. Kata mereka, banyak pelanggan yang berpaling menggunakan pertalite sebagai BBM kendaraan, baik untuk mobilitas barang ataupun orang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tapin Rahmadi menjelaskan, ada empat pertashop lainnya milik Bumdesma mengalami nasib yang sama.
"Hampir semua usaha pertashop milik desa sulit melakukan penjualan. Namun masih untung," ungkapnya.
Ditotal, ada enam pertashop yang kerjasama dengan pertamina di Tapin, diantaranya ; di Kecamatan Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Piani, Salam Babaris dan Hatungun. Mulai berbisnis sejak 30 November 2021 lalu.
"Semuanya hanya menjual BBM jenis pertamax," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022