Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kalimantan Selatan berusaha mendorong seluruh kabupaten dan kota memiliki inovasi yang bisa mendorong sesuatu daerah ke arah lebih maju dalam pembangunannya.

Kabalitbang Kalsel Drs Muhammad Amin kepada Antara Kalsel di Banjarmasin Jumat mengakui salah satu kelemahan suatu daerah tidak memiliki penelitian dan kajian untuk berinovasi dalam mengejar ketertinggalan dalam pembangunan.

Padahal inovasi di daerah sekarang harus dilakukan sebagai upaya agar pembangunan daerah lebih cepat. Melalui inovasi, sebuah pekerjaan yang tadinya sulit akan menjadi mudah, yang tadinya lama akan menjadi cepat.

Begitu juga dalam sektor pembiayaan yang tadinya mahal melalui inovasi akan menjadi murah, begitu seterusnya. Di samping itu melalui inovasi pula maka sebuah pekerjaan akan senang dikerjakan, dan lebih mengasyikkan.

Karena itulah Balitbangda mendorong semua SKPD memiliki inovasi sendiri sendiri, kalau perlu sebuah kelurahan memiliki hak intelektual (HAKI) sendiri sendiri dalam bidang pekerjaan.

Muhammad Amin sendiri mengakui kelemahan selama ini adalah kurangnya inovasi yang dihasilkan dari peneltian dan kajian yang mendalam.

Negara yang sudah maju saja sekarang berlomba melakukan penelitian dan kajian untuk mencari terobosan di berbagai sektor kehidupan. Mereka tidak pelit mengeluarkan anggaran negara hanya untuk kebutuhan tersebut.

Di Indonesia anggaran untuk penelitian dan kajian hanya sekitar 0,25 persen dari anggaran negara, padahal Jepang yang sudah maju berani mengeluarkan anggaran negara 3,5 persen. Sementara Korea 3 persen, Amerika Serikat 2,8 persen, Swiss 0,76 persen, dan Denmark 0,72 persen, tambahnya.

Di negara lain, bukan hanya pemerintah yang gencar melakukan inovasi, tetapi perusahaan perusahaan besar swasta. Mereka selalu melakukan penelitian dan kajian yang mendalam.

Sebagai contoh saja, dulu orang hanya mengenal kendaraan manual tetapi setelah ada inovasi sekarang kendaraan roda dua dan roda empat hampir semuanya sudah memanfaatkan sistem metic.

Begitu juga dulu telepon seluler yang paling unggul adalah HP nokia, kemudian tenggelam oleh bermunculannya banyak handphone merek lain, di antaranya Samsung, dan sudah pakai android, begitu seterusnya untuk meraih kemajuan tersebut.

Baca juga: "Pasar wadai Ramadhan" Banjarmasin tetap sebagai magnet ngabuburit
Baca juga: Kalsel-Jatim perkuat konektivitas melalui misi dagang dan Investasi
 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022