Martapura, (Antaranews Kalsel) - Salah seorang calon Bupati Banjar, Kalimantan Selatan, Fauzan Saleh merasa sudah menjadi korban kampanye hitam dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Kami merasa sudah menjadi korban kampanye hitam, bahkan sejak berniat maju mencalonkan diri sudah banyak yang menjatuhkan," ujarnya di Martapura, Kamis.
Ia mengatakan, upaya oknum yang tidak bertanggungjawab untuk bisa menjatuhkannya dilakukan dengan berbagai cara terutama melalui isu-isu negatif yang sengaja dihembuskan.
Bahkan, kata mantan wakil bupati Banjar periode 2009-2014 itu, dirinya hampir tidak bisa maju karena adanya pihak yang seolah sengaja menjegal melalui kasus hukum yang dialaminya.
"Banyak isu macam-macam yang beredar, juga fitnah dan ghibah yang dialamatkan kepada kami sejak awal pencalonan termasuk pada detik-detik akhir pilkada ini," ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya memang terganggu atas upaya penjegalan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu, namun tetap memastikan bisa maju di pilkada.
"Merasa terganggu iya, tetapi kami tetap yakin bisa maju di pilkada hingga akhir dan bisa memenangkan pilkada yang pemungutan suaranya tinggal hitungan hari," ujarnya.
Menanggapi turunnya putusan Mahkamah Agung (MA) atas kasus dana bantuan sosial yang menjadikan dia sebagai terdakwa, Fauzan menilai hal itu termasuk kampanye hitam.
"Ada pihak yang ingin menjatuhkan kami di detik-detik akhir hingga ada yang menghembuskan isu kami tidak bisa dilantik jika menang. Itu semua, tidak benar," tegasnya.
Dikatakan, kampanye hitam baik berupa fitnah maupun hujatan yang dialamatkan kepadanya justru menjadi penyemangat untuk tetap maju dalam pilkada kabupaten itu.
"Kami semakin mantap untuk maju dan pendukung juga sudah yakin kami bisa memenangkan pilkada," ujar Fauzan yang maju pilkada didampingi Teja Sukmana sebagai wakilnya.
Tiga pasang calon bupati Banjar lain yakni Gusti Abidinsyah dan Mawardi Abbas, Gusti Chairiansyah dan Abdul Hadi serta KH Khalilurahman dengan Saidi Mansyur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Kami merasa sudah menjadi korban kampanye hitam, bahkan sejak berniat maju mencalonkan diri sudah banyak yang menjatuhkan," ujarnya di Martapura, Kamis.
Ia mengatakan, upaya oknum yang tidak bertanggungjawab untuk bisa menjatuhkannya dilakukan dengan berbagai cara terutama melalui isu-isu negatif yang sengaja dihembuskan.
Bahkan, kata mantan wakil bupati Banjar periode 2009-2014 itu, dirinya hampir tidak bisa maju karena adanya pihak yang seolah sengaja menjegal melalui kasus hukum yang dialaminya.
"Banyak isu macam-macam yang beredar, juga fitnah dan ghibah yang dialamatkan kepada kami sejak awal pencalonan termasuk pada detik-detik akhir pilkada ini," ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya memang terganggu atas upaya penjegalan yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu, namun tetap memastikan bisa maju di pilkada.
"Merasa terganggu iya, tetapi kami tetap yakin bisa maju di pilkada hingga akhir dan bisa memenangkan pilkada yang pemungutan suaranya tinggal hitungan hari," ujarnya.
Menanggapi turunnya putusan Mahkamah Agung (MA) atas kasus dana bantuan sosial yang menjadikan dia sebagai terdakwa, Fauzan menilai hal itu termasuk kampanye hitam.
"Ada pihak yang ingin menjatuhkan kami di detik-detik akhir hingga ada yang menghembuskan isu kami tidak bisa dilantik jika menang. Itu semua, tidak benar," tegasnya.
Dikatakan, kampanye hitam baik berupa fitnah maupun hujatan yang dialamatkan kepadanya justru menjadi penyemangat untuk tetap maju dalam pilkada kabupaten itu.
"Kami semakin mantap untuk maju dan pendukung juga sudah yakin kami bisa memenangkan pilkada," ujar Fauzan yang maju pilkada didampingi Teja Sukmana sebagai wakilnya.
Tiga pasang calon bupati Banjar lain yakni Gusti Abidinsyah dan Mawardi Abbas, Gusti Chairiansyah dan Abdul Hadi serta KH Khalilurahman dengan Saidi Mansyur.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015