Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Lokasi penggusuran rumah lanting atau rumah apung di bantaran Sungai Martapura di wilayah Sungai Baru Banjarmasin, terlihat sudah dibangun siring beton.


Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase Kota Banjarmasin Muryanta, Senin, mengatakan, setelah pembebasan lahan dan berhasilnya pemerintah kota menggusur rumah lanting, pembangunan siring beton langsung dilakukan.

"Saat ini pengerjaan dalam tahap proses pemancangan dinding siring, ini dikerjakan pihak Balai Sungai, karena dananya dari pemerintah pusat," ujarnya.

Menurut dia, pembangunan kelanjutan siring sungai dari Jembatan Dewi hingga Jembatan Pangeran Antasari itu tahun ini tidak dilkukan sekaligus, hanya sekitar setengahnya. Baru tahun depan diteruskan.

"Tahun ini hanya sepanjang 275 meter dari sekitar 400 meter yang direncanakan dibangun," tuturnya.

Muryanta memaparkan, kelanjutan pembangunan siring atau menyambung dari siring Piare Tendean ini baru dianggarkan Rp15 miliar pada tahun ini dari usulan sebesar Rp35 miliar, hingga tidak bisa dilakukan keseluruhan.

"Memang harus bertahap mengerjakan pembangunan siring ini, sebab keuangan daerah kita berat melakukannya," kata Muryanta.

Menurut dia, Pemkot Banjarmasin sudah melakukan pembebasan lahan dan bangunan di daerah itu dengan alokasi anggaran hingga mencapai puluhan miliar.

"Untungnya perhatian pemerintah pusat terhadap program revitalisasi sungai daerah kita ini sangat besar, hingga pemerintah daerah sedikit dapat diringankan," tuturnya.

Dijelaskan dia, pembangunan siring Kota Banjarmasin sendiri untuk keseluruhan sudah terealisasi tiga kilometer.

"Kita optimistis pekerjaan pembangunan siring sebagai proyek revitalisasi bantaran sungai sepanjang 5 kilometer bisa dirampungkan selama 10 tahun,padahal target sebelumnya itu baru bisa dikerjakan selama 25 tahun," kata Muryanta.

Dia menyebutkan, optimistis bisa merampungkan proyek tersebut didasari dengan kenyataan yang ada selama lima tahun terakhir ini saja sudah dibangun tiga kilometer.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015