Denpasar, (Antaranews Kalsel) - Wisatawan mancanegara menyukai wahana olahraga berjalan di bawah laut dalam paket wisata "underwater seawalker", di Pantai Melasti, Pulau Serangan, Denpasar, Bali itu, karena memiliki keunikan terumbu karang yang ada di tempat tersebut.


"Dalam sehari rata-rata 100 hingga 150 wisatawan mencoba wahana itu khusunya wisatawan dari Tiongkok, Australia, Jepang dan Domestik," kata Marketing Manajer Serangan Dive and Water Sport, Wayan Darna, di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, wisatawan mancanegara sangat menyukai wahana itu karena dapat menikmati keindahan alam bawah laut menggunakan helm khusus yang memudahkan untuk bernafas.

Darna mengatakan, alat yang digunakan itu sudah diberikan sistem pengamanan penutup tabung udara berupa helm pelindung kepala yang langsung terhubung dengan selang oksigen yang dipasang di perahu sehingga sangat aman digunakan wisatawan.

"Ini juga sebagai terobosan untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut, namun tidak memiliki pengalaman berenang lebih menyukai wahana ini," ujarnya.

Selain itu, pihaknya menuturkan di Pulau Serangan juga terdapat pontum seperti bentuk sofa berbahan dari karet yang dapat dinikmati wisatawan saat berada di bawah laut.

"Ini juga menjadi daya tarik wisatawan mancanegara karena hanya ada di Pulau Serangan yang berbeda dibandingkan wisata olahraga air yang ada ditempat lainnya," ujarnya.

Untuk harga yang ditawarkan olahraga  "Underwater Seawalker" dibandrol 70 dolar Amerika Serikat (AS) atau dengan kurs dolar AS sekarang ini setara Rp900 ribu selama setengah jam. Sedangkan untuk wisatawan domestik kami patok harga Rp700 ribu per satu jam.

Ia menambahkan, selain wahana "Underwater Seawalker" wisatawan mancanegara juga menyukai kegiatan memberi makan hiu dan berenang dengan ikan hiu, karena memiliki keunikan tersendiri yang tidak pernah ada di negaranya.

"Kegiatan berenang dan memberi makan ikan hiu itu mungkin satu-satunya yang ada di Indonesia khususnya Bali, kecuali kegiatan safari sehingga kita buat program ini untuk semua kalangan usia sekaligus sebagai upaya konservasi," ujarnya.

Melihat dari banyaknya wisatawan Tiongkok yang tertarik dengan kegiatan itu, pihaknya mengajak nelayan di daerah itu yang menangkap ikan hiu agar tidak memperjual belikannya, namun bersama-sama melakukan konservasi satwa itu.

Oleh sebab itu, pihaknya membuat suatu tempat penangkaran ikan hiu di kawasan Pantai Melasti itu agar banyak satwa itu yang diselamatkan sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang ke lokasi konservasi tersebut.

"Untuk wisatawan yang mencoba wahana itu, rata-rata mencapai 30 orang per harinya dan harga yang ditawarkan relatif terjangkau kisaran Rp300 ribu per orang," ujarnya.

Ia menambahkan, strategi yang dilakukan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke serangan dive dan banyak wisatawan bermain di setiap wahana ditempat itu yakni promosi ke agen travel, guide freelancedan servis yg baik pada saat tamu berada di serangan dive dan Watersport.

Wahana yang lain yang juga menjadi unggulan serangan dive yang ditawarkan kepada wisatawan yakni, Fly board dan jet surfing.

Harapan ke depan kami dari pengelola serangan dive & watersport bisa bekerjasama dengan warga lokal untuk menciptakan aktivitas wisata baru sehingga lebih banyak wisatawan yg akan tertarik datangan ke pulau serangan.

Pulau Serangan yang berlokasi sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Denpasar, atau dalam kondisi lalulintas tidak macet sekitar 20 menit perjalanan dari Bandara Ngurah Rai Denpasar, dulunya hanya sebuah perkampungan nelayan tradisional di daerah pinggiran.

Namun, setelah pemuka masyarakat setempat mengembangkan aneka jenis olahraga air kini menjadi salah satu tujuan wisata cukup diperhitungkan di Pulau Bali. Ratusan wisatawan asing mengunjungi Pulau Serangan setiap hari untuk melakukan olahraga air terutama seawalker itu./e

Pewarta: I Made Surya

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015