Sopir angkutan pedesaan dari beberapa rute di Kotabaru, melakukan demo di Sebanti, Pulau Laut Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan, dan mendesak pemerintah agar melarang aktivitas truk yang mengangkut tandan buah segar kelapa sawit menggunakan jalan umum.
        
Wakapolres Kotabaru Komisaris Polisi Joko Sulistiyo, Senin, mengatakan, hingga saat ini mereka masih bertahan di lokasi demo di Sebanti dan menutup jalan umum.
        
Mereka menuntut pemerintah segera memperbaiki jalan yang rusak dan melarang truk yang mengangkut kelapa sawit tidak menggunakan jalan umum, sesuai Perda provinsi tentang pelarangan truk pengangkut TBS gunakan jalan umum," kata Wakapolres.
        
Sementara petugas meminta para pendemo agar membubarkan diri, karena jika mereka tetap bertahan akan menyebabkan jalan macet, dan itu mengganggu aktifitas masyarakat.
        
Dikatakan, untuk mengetahui tuntutan para sopir, Bupati bersama Unsur Muspida rencananya Selasa (24/8) akan turun ke lapangan untuk menemui para sopir itu.
        
Sebelumnya, Camat Pulau Laut Barat Zaenal Arifin MSi, mengatakan, sekitar 45 buah angkutan umum rute Kotabaru-Lontar, Tanjung Lalak dan Tanjung Seloka di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, sejak Kamis (19/8) telah mogok beroperasi.
        
Akibat mogoknya angkutan umum tersebut, aktifitas masyarakat terganggu, terutama mereka yang hendak bepergian dan berbelanja ke ibukota kabupaten.
        
Mereka menuntut pemerintah memperbaiki jalan rusak di antara Tanjung Serdang-Lontar.
        
Diantara ruas jalan Lontar-Tanjung Serdang yang panjangnya sekitar 75 km itu sekitar 50 persen rusak berat, kondisi jalan berlumpur dengan ketebalan hampir satu meter.
        
"Bahkan lumpur itu hampir sampai pada kaca mobil dinas saya," terang Camat.
        
Selain menuntut perbaikan, para sopir itu juga meminta pemerintah daerah menghentikan beroperasinya truk angkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk menggunakan jalan umum.
        
Karena truk-truk tersebut, menurut para sopir, kata Zaenal, menjadi bertambah rusaknya jalan Lontar-Tanjung Serdang.
        
Dijelaskan, masyarakat merasa jenuh mengadu ke DPRD dan pemerintah daerah, karena tidak ditanggapi serius.
        
Oleh sebap itu, mereka mogok operasi dan masih akan dilanjutkan demo di Sebanti, agar pemerintah tahu bahwa kerusakan jalan itu sudah sangat parah, tambah Zaenal.
        
Setelah diinventarisir, panjang jalan yang rusak sekitar 30 km.
        
Beberapa kali terjadi truk dengan muatannya terjebak tidak dapat meneruskan perjanalan hingga sehari semalam.
        
Baru bisa melanjutkan perjalanan setelah dibantu oleh mobil lain, yang kebetulan melintas.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010