Banjarmasin,  (AntaranewsKalsel) - Akademisi Universitas Palangka Raya (Unpar) Kalimantan Tengah Prof Dr HM Norsanie Darlan MS PH berpendapat, perlu adanya evaluasi terhadap banyaknya kebakaran.

Pendapat Guru Besar Unpar tersebut dalam perbincangan dengan Antara Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Minggu malam, berkenaan banyaknya kebakaran beberapa tahun belakangan ini.

"Saya kira pihak berwenang perlu melakukan evaluasi terhadap banyaknya kebakaran dalam beberapa tahun belakangan, bahkan semakin tinggi intensitasnya," ujar mantan aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) itu.

Karena, lanjutnya, masa lampau informasi kebakaran jarang terjadi. "Sedangkan dewasa ini semakin tahun semakin tinggi intensitas kebakaran tersebut, tidak hanya pada bangunan kayu, tapi juga konstruksi beton banyak terjadi," tuturnya.

"Mungkin yang perlu menjadi perhatian, apakah pada konsliting listrik, kompor minyak tanah ataukah kompor gas. Sedangkan sebab-sebab kebakaran lainnya tergolong rendah," tambahnya.

Ia menyarankan, jika di antara tiga kasus besar itu listrik, maka instalasi listrik perlu penyempurnaan peraturan dalam pemasangan.

Begitu pula jika kompor minyak tanah yang selama ini semakin dikurangi, berarti minyak tanah yang dijadikan perhatian. Ataukah kompur gas. Karena kompor gas tidak seluruh warga masyarakat terampil memakai kompor yang tentu sangat mudah meledak itu.

"Saya memperhatikan berbagai kejadian kebakaran itu, lebih berbahaya dibanding kecurian," ujar mantan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah provinsi (Pemprov) Kalteng tersebut.

Pasalnya, lanjut dia� kalau kecurian hanya barang tertentu yang diambil pencuri. Sebaliknya jika terjadi kebakaran, maka semua harta yang disayangi akan ludes dilalap sijago merah ini, juga rumah-rumah tetanggapun habis karnanya.

"Tapi kalau kompor gas yang berbahaya, gas cukup dijual dan dijadikan komuditas ekspor saja. Dan minyak tanah disalurkan kembali kepada rakyat," sarannya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015