Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Warga pinggiran di wilayah Alalak Tengah, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan meminta pejual air PDAM yang menggunakan mesin pompa besar agar ditindak, karena hal itu mengakibatkan air ke rumah mereka macet.


Tuntutan tersebut diungkapkan warga Alalak Tengah, di antaranya Abrani yang tinggal di RT 12 pada acara mediasi dengan pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Minggu, karena air bersih sudah setengah bulan tidak lagi mengalir ke rumah mereka.

"Saat krisis air akibat kemarau ini, ada orang-orang yang memanfaatkan keuntungan dengan melakukan jual beli air, mereka menggunakan mesin pompa besar menyedotnya, akibatnya daerah kita tidak kebagian," ujarnya.

Dia dan warga lain menyatakan sangat menderita dengan ketiadaan air sangat lama ini, sebab harus mengeluarkan biaya besar mendapat kebutuhan air bersih sehari-hari baik untuk memasak, mandi, dan MCK.

"Karena krisis air ini, beli satu jerigen isi 5 liter saja Rp750, ini sudah sangat mahal," tuturnya.

Mereka merasa iri dengan wilayah pelanggan PDAM yang lain yang tidak mengalami krisis air begitu berat, sebagaimana daerah tinggal mereka yang sudah setengah bulan tidak mengalir dan air sungai tidak dapat digunakan karena sangat asin.

"Jadi lengkap penderitaan kita terkait kebutuhan air ini kalau pihak PDAM tidak bertindak, atau melakukan langkah yang baik untuk menyudahi krisis air ini," paparnya.

Camat Banjarmasin Utara Siti Hapsyah menyatakan, pihaknya sudah memperingatkan kepada warga agar jangan memanfaarkan kondisi krisis air bersih ini untuk mengambil keuntungan yang bisa merugikan orang banyak.

"Sebagaimana yang menggunakan pompa besar itu, tidak untuk kebutuhan sendiri tapi untuk dijual," ujarnya.

Dia pun menyatakan, sangat mendukung bila pihak PDAM akan melakukan penertiban penggunaan mesin pompa besar bagi pedagang air besih ini, tentunya demi pemarataan penyaluran air bersih di masa krisis karena kemarau panjang ini.

Direktur Utama PDAM Bandarmasih Ir Muslih menyatakan, pihaknya memang akan melakukan penertiban penggunaan mesin pompa besar tersebut di daerah Alalak, karena sudah banyak mendapat keluhan, sebab tidak dibolehkan.

"Besok (5/10) akan kita lakukan penertiban itu, moga masyarakat bisa bekerjasama, agar tugas kita bisa lancar," ujarnya.

Sebenarnya, kata Muslih, distribusi air bersih kepelanggan di Alalak ini berjalan selama 20 jam saat ini, tapi karena tekanannya memang kurang hingga cukup maksimal kewilayah pinggiran tersebut.

"Memang kita masih kesulitan menggunakan air Sungai Martapura yang menjadi penyuplai air baku karena mengalami keasinan yang tinggi di batas ambang," ujarnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015