Barabai, (Antaranews Kalsel) - Aktivitas kantor Bappeda Hulu Sungai Tengah (HST) lumpuh pascakebakaran yang meluluhlantakan bangungan kantor pemerintah tersebut.


Pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, kebingungan untuk kembali masuk kantor setelah seluruh bangunan kantor pemerintahan tersebut ludes terbakar pada Senin (28/9) malam.

Kepala Bappeda HST H Ahmad Syahriani di Barabai Rabu mengatakan, untuk sementara stafnya belum bisa masuk kantor karena masih mencari dan memilah dokumen yang masih bisa dikumpulkan.

"Kebakaran telah meluluh lantakan bangunan kantor sehingga aktifitas pegawai di Kantor ini terganggu, dikarenakan banyak berkas atau dokumen penting yang tidak bisa diselamatkan," katanya.

Penjabat Bupati HST Ngadimun, meminta agar Bappeda segera mencari kantor alternatif untuk kembali beraktifitas seperti semula.

Dia menyarankan, untuk sementara Bappeda bisa berkantor di lantai II Gedung PKK HST, atau di kantor lainnya yang layak untuk menjadi kantor sementara.

Salah seorang staf Bappeda HST Yadi mengatakan, banyak data dan dokumen penting terbakar termasuk arsip pribadi staf kantor berupa ijazah dan kendaraan roda dua yang diparkir di kantor.

"Kami bingung untuk kembali memulai aktifitas karena selain alat kantor, kursi meja dan lainnya terbakar, arsip daerah lainnya yang dalam proses penyelesaian juga ludes, sehingga harus kembali mengerjakan dari dari nol lagi.

Kondisi tersebut berbeda dengan rencana APBD yang masih dalam tahap pembahasan dan perencanaan, masih ada aplikasi SIMDAnya, namun untuk data rencanan pembangunan jangka panjang (RPJP) datanya ikut ludes sehingga sangat menyulitkan.

Anggota DPRD HST dari Fraksi Partai Golkar, Ataillah Hasbi mengatakan prihatin atas terjadinya musibah yang terjadi termasuk terbakarnya arsip dan dokumen daerah.

Seharusnya, kata dia, dipikirkan jauh hari sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki gudang arsip atau bank data, sebagaimana beberapa daerah lain.

"Di daerah lain bisa bisa menyisihkan anggaran Rp1 miliar untuk gudang arsip yang kemudian sangat bermanfaat untuk menyimpan data daerah, dengan menggandeng perpustakaan dan arsip daerah," katanya.

Kebakaran ini, tambah dia, merupakan musibah dan kita bisa ambil pelajarannya karena setiap kejadian pasti ada hikmahanya utamanya dalam memperbaiki kearsipan data daerah.

"Kita tunggu hasil dari penyelidikan aparat berwenang untuk memastikan penyebab kebakaran, sehingga diketahui titik terang asal muasal kebakaran,"katanya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015