Produksi industri otomotif Jepang mencatat rekor lonjakan tercepat pada November tahun ini, menandakan situasi yang berangsur-angsur pulih setelah kemacetan rantai pasokan global berkurang.

Dikutip dari Reuters, Rabu, produksi tercatat naik menjadi 7,2 persen pada November jika dibandingkan bulan sebelumnya, menjadikannya lompatan terbesar sejak 2013.

Kenaikan tersebut lebih cepat dari perkiraan analis yang sebelumnya memproyeksikan kenaikan sebesar 4,8 persen. Pada Oktober, produksi otomotif di Jepang hanya mencapai 1,8 persen.

Output pulih ke posisi sebelumnya karena produksi mobil rebound,” kata kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, Takeshi Minami.



Tetapi ia memperingatkan kemacetan pasokan global, terutama kekurangan chip, kemungkinan masih akan terjadi secara berkepanjangan sehingga dapat memperlambat laju pemulihan produksi.

Di samping faktor krisis semikonduktor, risiko pandemi dengan munculnya varian virus Omicron diperkirakan akan mengaburkan prospek ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Data menunjukkan output produk mobil dan kendaraan bermotor lainnya melonjak 43,1 persen dari bulan sebelumnya pada November, sementara produksi produk plastik naik sebesar 9,5 persen.

Terlepas dari angka produksi yang menguat, produsen mobil Jepang masih tidak dapat sepenuhnya lepas dari permasalahan pasokan suku cadang dan kekurangan chip global yang terjadi secara terus-menerus.

Produsen mobil Toyota, misalnya, mengatakan pada pekan lalu bahwa pihaknya akan menangguhkan produksi di lima pabrik domestik pada Januari karena masalah pasokan dan krisis kesehatan.

Analis mengatakan sektor otomotif dapat melihat dampak yang berkepanjangan dari terhentinya pasokan chip karena pembuat chip fokus pada produksi semikonduktor mutakhir daripada chip yang kurang canggih.

“Apa yang dibutuhkan untuk mobil bukanlah chip yang canggih. Mereka membutuhkan model generasi lama,” kata manajer umum untuk penelitian investasi dan layanan investor di SMBC Nikko Securities, Chihiro Ohta.

Produsen mengharapkan output bisa naik 1,6 persen pada Desember dan 5,0 persen pada Januari. Namun, seorang pejabat Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang menilai proyeksi tersebut cenderung terlalu optimis.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters pada bulan ini menunjukkan bahwa analis memperkirakan ekonomi Jepang secara keseluruhan akan tumbuh secara tahunan 6,1 persen pada kuartal saat ini, rebound dari penurunan kuartal ketiga dengan aktivitas konsumen dan perusahaan diperkirakan akan pulih.
 

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021