Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Jumlah hewan kurban baik sapi maupun kambing yang disembelih masyarakat pada Idul Adha 1436 Hijriah di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menurun dibanding tahun lalu.


Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Distankanhut) Banjarbaru Sugiyono di Kota Banjarbaru Sabtu mengatakan, penurunan mencapai 19 persen.

"Sapi kurban yang disembelih tahun lalu sebanyak 515 ekor dan tahun ini jumlahnya hanya sebanyak 420 ekor sehingga ada penurunan 19 persen," ujarnya.

Dijelaskan, penurunan jumlah sapi yang disembelih diperoleh melalui pendataan penyuluh peternakan pada setiap kelurahan yang turun lapangan sebelum Idul Adha.

"Mereka menyebar formulir berisi jumlah sapi dan lokasi penyembelihan sehingga data sapi yang dibeli dan disembelih bisa diketahui secara pasti," ungkapnya.

Ia mengatakan, selain sapi, hewan kurban lain yakni kambing juga turun penyembelihannya dari sebelumnya sebanyak 185 ekor yang dipotong menjadi 183 ekor.

Disebutkan, penurunan sapi dan kambing kurban kemungkinan daya beli masyarakat menurun sehingga tidak banyak yang menyembelih hewan kurban tersebut.

"Kami menilai, penurunan karena daya beli masyarakat juga lebih rendah disamping harga sapi yang naik Rp1 juta per ekor dari sebelumnya sebesar Rp12 juta," ujarnya.

Sedangkan satu ekor kambing juga naik harga per ekornya dari berkisar Rp2 juta hingga Rp2,3 juta menjadi Rp2,5 juta sehingga kemungkinan banyak yang tidak berkurban.

Menurut dia, stok hewan kurban baik sapi dan kambing mencukupi yakni mencapai 800 ekor untuk sapi dan kambing sekitar 400 ekor yang didatangkan dari luar daerah.

"Stok sapi dan kambing untuk Idul Adha cukup sehingga karena jumlah yang disembelih dibawah persediaan maka stok sapi dan kambing dipelihara di kandang peternak," ujarnya.

Ditambahkan, pihaknya melakukan pemeriksaan fisik maupun organ dalam hewan kurban terutama sapi dan tidak menemukan penyakit yang berbahaya sehingga layak konsumsi.

"Hasil pemeriksaan dari sampel sapi kurban tidak ditemukan penyakit yang berbahaya seperti penyakit mulut dan kuku juga cacing hati sehingga sapi layak konsumsi," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015