Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sejak dua minggu terakhir telah menghilang dua hari terakhir.


"Kabut asapnya hilang sejak Rabu dan Kamis, padahal beberapa hari sebelumnya seluruh Banjarbaru gelap diselimuti asap," ujar Nurdian, warga Taruna Praja di Banjarbaru, Jumat.

Ia bersyukur kabut asap akibat kebakaran lahan dan semak yang setiap pagi muncul sudah hilang sehingga terhindar penyakit saluran pernafasan.

Menurut dia, kepekatan kabut asap yang paling parah terjadi pada Selasa (15/9) hingga membuat jarak pandang hanya sekitar 50 meter dan Rabu (16/9) di atas 100 meter.

"Kabut asap muncul sejak pukul 06.00 WITA hingga pukul 09.00 WITA. Namun, sejak Kamis hingga Jumat pagi sama sekali tidak ada kabut asap, udara bersih dan terang," ungkapnya.

Warga lainnya, Nurul mengatakan hilangnya kabut asap sejak dua hari terakhir membuat aktivitas rutin pagi hari menjadi lancar dan tidak terganggu asap yang membahayakan itu.

"Selama hampir dua minggu sejak kabut asap muncul, setiap hari saya mengenakan masker saat mengantar anak sekolah, tetapi dua hari terakhir tidak memakai lagi," ucapnya.

Dia berharap kabut asap tidak muncul lagi sehingga aktivitas sehari-hari terutama pagi hari lancar.

"Harapan kami, kabutnya hilang dan tidak ada lagi lahan atau semak yang terbakar maupun dibakar dengan sengaja sehingga udara setiap pagi bersih," ujarnya.

Sebelumnya, Kadis Kesehatan Kota Banjarbaru Agus Widjaja mengatakan kualitas udara masuk dalam kategori berbahaya karena melebihi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).

Dia menyebutkan hasil pengukuran yang dilakukan pada tanggal 8-9 September 2015, ISPU mencapai 376 PM masuk kategori berbahaya dan tanggal 9-10 September 2015 mencapai 366 PM.

Kemudian, hasil pengukuran pada 10-11 September 2015, kualitas udara berada di bawah 150 PM dan termasuk kategori tidak sehat karena kabut asap tidak pekat dibanding sebelumnya.

"Sesuai standar ISPU, kualitas udara 0-50 dinyatakan sehat, 50-100 sedang dan 100-150 tidak sehat kemudian 150-200 sangat tidak sehat dan lebih dari 200 berbahaya," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015