Tim Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengunjungi kolam ikan Pondok Pesantren (ponpes) Nurul Muhibbin Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Selasa (7/12).

Kunjungan ini bertujuan  memberikan pelatihan  para santri dalam pembuatan pakan ikan nila.

Bagian Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) ini program kolaborasi ULM dan Adaro dalam skema Matching Fund.

Melalui pelatihan ini, sejumlah Pondok Pesantren binaan Adaro diharapkan bisa lebih mandiri dalam mengolah pakan ikan.

Di Ponpes Nurul Muhibbin sendiri, pelatihan ini bukanlah yang pertama namun sebelumnya diberikan materi secara singkat bukan praktek langsung.

Selama ini, santri menciptakan pakan ikan menggunakan bahan dedak dan ikan rucah.

Kolaborasi antara dua bahan tersebut telah memenuhi sumber nabati dan hewani untuk nila, tetapi tim dosen akan mengkaji ulang komposisi pakan ini.

 “Sekarang kita akan mencampurkan empat bahan sekaligus: dedak dan jagung sebagai sumber nabati, ikan rucah sebagai protein hewani, dan tepung kanji sebagai perekat pakan," jelas Noor Arida Fauzana, dosen program studi Budidaya Perairan.

Menurutnya jika tidak ada tepung kanji, bisa diganti perekat lain seperti tepung terigu atau sagu.

 Tim dosen juga memaparkan secara mendetail takaran bahan pakan sesuai fungsi dan kegunaan bahan.

Untuk menghasilkan pakan satu kilogram dibutuhkan 229,7 gram dedak, 228,7 gram jagung, 425,6 gram ikan rucah, 114,9 gram tepung kanji, serta vitamin 0,04 gram. 
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)
Komposisi pakan di atas diklaim mampu memenuhi 30 persen kebutuhan protein ikan nila dan lima persen melebihi standar kebutuhan nila pada umumnya.

 Selain itu dari segi ekonomis, inovasi ini juga dinilai lebih terjangkau dibandingkan pakan nila buatan pabrik.

Biasanya 60 sampai 70 persen biaya budidaya nila dialokasikan untuk keperluan pakan saja.

"Jika ponpes mampu membuat pakan mandiri dapat menekan biaya hingga 50 persen,” tambahnya.

Penanggungjawab bidang perikanan Muhammad Amin mengharapkan para santri bisa memproduksi pakan sendiri setelah mengikuti program pelatihan ini.

Sementara itu salah satu dosen Fakultas Perikanan dan Kelautam Pahmi Ansyari menegaskan semangat belajar yang ditunjukkan para santri dan ustadz lah yang perlu dipertahankan agar dapat menghantarkan usaha ini menuju kesuksesan kelak.

 “Jika pelatihan kita berhasil, maka kesuksesan ini adalah kesuksesan kita bersama.” tandas Pahmi.

Pewarta: *

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021