Saham-saham Korea Selatan melemah menjelang data inflasi AS pada perdagangan Jumat pagi, setelah mencatat reli selama delapan hari berturut-turut tetapi menuju minggu terbaik mereka dalam dua bulan, sementara won maupun imbal hasil obligasi turun.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) tergelincir 19,45 poin atau 0,64 persen menjadi diperdagangkan di 3.010,12 poin pada pukul 01.35 GMT, bersiap untuk menghentikan reli selama tujuh hari beruntun.
Indeks diperkirakan akan mencatat kenaikan 1,37 persen pada basis mingguan, tertajam dalam delapan minggu. Indeks acuan menambahkan kenaikan 1,09 persen seminggu sebelumnya.
Saham sektor teknologi memimpin penurunan pada Jumat, dengan raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing merosot 1,28 persen dan 2,43 persen. Pembuat baterai LG Chem juga kehilangan 2,01 persen.
Angka inflasi AS yang diawasi ketat akan dirilis hari ini, dengan jajak pendapat ekonom Reuters memperkirakan kenaikan 6,8 persen tahun ke tahun untuk November, menyalip kenaikan Oktober 6,2 persen, kenaikan tercepat dalam 31 tahun. Federal Reserve diperkirakan akan memberikan petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga pada pertemuannya minggu depan.
Sementara itu, Korea Selatan melaporkan 7.022 kasus baru virus corona pada Kamis (9/12/2021), dengan total 63 kasus terkonfirmasi varian Omicron.
Di papan utama KOSPI, investor asing menjadi penjual bersih saham senilai 118,6 miliar won (100,78 juta dolar AS).
Won dikutip pada 1.177,2 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,23 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya. Won diperkirakan akan naik 0,27 persen untuk minggu ini, mengikuti kenaikan 1,12 persen seminggu sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.176,6, sedangkan dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1.176,4.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember obligasi pemerintah tiga tahun naik 0,04 poin menjadi 109,23. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun 1,8 basis poin menjadi 2,170 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) tergelincir 19,45 poin atau 0,64 persen menjadi diperdagangkan di 3.010,12 poin pada pukul 01.35 GMT, bersiap untuk menghentikan reli selama tujuh hari beruntun.
Indeks diperkirakan akan mencatat kenaikan 1,37 persen pada basis mingguan, tertajam dalam delapan minggu. Indeks acuan menambahkan kenaikan 1,09 persen seminggu sebelumnya.
Saham sektor teknologi memimpin penurunan pada Jumat, dengan raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing merosot 1,28 persen dan 2,43 persen. Pembuat baterai LG Chem juga kehilangan 2,01 persen.
Angka inflasi AS yang diawasi ketat akan dirilis hari ini, dengan jajak pendapat ekonom Reuters memperkirakan kenaikan 6,8 persen tahun ke tahun untuk November, menyalip kenaikan Oktober 6,2 persen, kenaikan tercepat dalam 31 tahun. Federal Reserve diperkirakan akan memberikan petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga pada pertemuannya minggu depan.
Sementara itu, Korea Selatan melaporkan 7.022 kasus baru virus corona pada Kamis (9/12/2021), dengan total 63 kasus terkonfirmasi varian Omicron.
Di papan utama KOSPI, investor asing menjadi penjual bersih saham senilai 118,6 miliar won (100,78 juta dolar AS).
Won dikutip pada 1.177,2 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,23 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya. Won diperkirakan akan naik 0,27 persen untuk minggu ini, mengikuti kenaikan 1,12 persen seminggu sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.176,6, sedangkan dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1.176,4.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember obligasi pemerintah tiga tahun naik 0,04 poin menjadi 109,23. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan turun 1,8 basis poin menjadi 2,170 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021