Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Jumat waktu setempat (3/12), melanjutkan kerugian sehari sebelumnya dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,10 persen atau 6,89 poin, menjadi menetap di 7.122,32 poin.

Indeks FTSE 100 merosot 0,55 persen atau 39,47 poin menjadi 7.129,21 poin pada Kamis (2/12), setelah terangkat 1,55 persen atau 109,23 poin menjadi 7.168,68 poin pada Rabu (1/12), dan melemah 0,71 persen atau 50,50 poin menjadi 7.059,45 poin pada Selasa (30/11).

Ocado Group Plc, perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel Inggris, mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya anjlok 3,18 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan pertambangan dan logam multinasional Inggris Rio Tinto yang kehilangan 3,02 persen, serta perusahaan pertambangan terdiversifikasi secara global Anglo American tergelincir 2,96 persen.

Sementara itu, Kingfisher, sebuah perusahaan perbaikan rumah internasional Inggris, melonjak 2,51 persen, menjadi pencetak keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan penyedia produk dan layanan pendidikan untuk institusi, pemerintah, dan pelajar individu di berbagai negara Pearson yang meningkat 2,22 persen, serta perusahaan pengembang properti dan perumahan Inggris Berkeley Group Holdings menguat 2,02 persen.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021