Amuntai (Antaranews Kalsel) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan berupaya mempertahankan pemanfaatan lahan organik meski keuntungan penjualan mengalami pasang surut.


Kepala Bidang Agribisnis Akhmad Rosyadie di Amuntai Selasa mengatakan pihaknya terus mendorong petani menggarap lahan organik karena sudah di plot lahan khusus padi organik di Kecamatan Babirik.

Selain itu, katanya dua kelompok tani sudah mendapatkan sertifikat dari lembaga sertifikat organik Indonesia atau Indonesian Organic Farminh Certification (Inofice) yang mesti dipertahankan.

"Setiap tahun tim dari Inofice meninjau kondisi pengembangan lahan organik, jika lahan tidak digarap bisa-bisa sertifikat akan dicabut," terangnya.

Rosyadie mengatakan sertifikasi yang biaya pengurusannya menghabiskan biaya sekitar Rp15 juta termasuk biaya transportasi dan akomodasi tim dari Inofice akan diperbaharui setiap tiga tahun.

"Untuk memperpanjang sertifikat hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp3 juta," imbuhnya.

Rosyadie mengatakan pihaknya terus mendorong kelompok tani menggarap lahan organik meski keuntungan penjualan beras organik tidak seperti yang diharapkan.

"Apalagi harga jual beras organik terkadang harus disamakan dengan harga jenis beras lain pada umumnya agar cepat laku dijual," katanya.

Dikatakan penjualan beras organik dari Kecamatan Babirik diarahkan keluar daerah bahkan luar Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk pasar lokal masih kurang diminati, karena masyarakat HSU dan Kalsel pada umumnya terbiasa mengkonsumsi jenis beras unus.

"Untuk penjualan luar daerah petani masih memperoleh keuntungan sehingga masih bisa meneruskan usaha penanaman padi organik.

Dinas Pertanian diantaranya turut membantu pengemasan beras organik untuk meningkatkan nilai penjualannya.

"Kita berharap masyarakat semakin sadar akan arti manfaat beras organik bagi kesehatan sehingga membeli beras organik dari petani kita," kata Rosyadie.

Ia mengakui pengembangan padi organik di Kabupaten HSU terkendala kondisi lahan rawa yang mendominasi wilayah kabupaten ini sehingga turut menentukan jenis varietas yang digunakan.

"Beras organik HSU menggunakan varietas chiherang sesuai kondisi lahan rawa yang kurang cocok jika menggunakan varietas lain," katanya.

Meski demikian, sambung Rosyadie kualitas dan manfaat beras organik produksi Kabupaten HSU tidak kalah dengan produksi beras organik dari daerah lain.

"Kita terus mempromosikan beras organik ini sehingga masyarakat mulai mengetahu dan sadar akan manfaatnya," tandasnya./Eddy Abdillah

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015