"Buhan biniannya aja bedahulu, kami banyak gawian. Mana maimpu anak, mana bamasak sagen makanan di rumah," riuh para perempuan peserta Vaksin Gotong Royong Adaro, yang sebagian besar didominasi ibu-ibu itu, menandai permulaan vaksin dosis kedua di Desa Tampakang, Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Rabu (24/11).

Vaksin dosis kedua di wilayah tepian sungai Kabupaten Hulu Sungai Utara ini, merupa rangkaian kegiatan vaksinasi massal PT Adaro Indonesia melalui program CSRnya.

Sore, waktu yang sengaja dipilih karena sebagian besar warga bergantung hidup dari hasil sungai , sejak subuh hingga jelang tengah hari, jarang berada di rumah.

 Mereka bepergian, menjala, menangkap ikan, memasang rawai, juga memasarkan hasil pembesaran ikan keramba ke Danau Panggang, kota kecamatan berjarak dua jam perjalanan menggunakan perahu bermesin tempel (kelotok).

Namun, kesadaran pentingnya vaksin, sangat terasa terbukti tingginya antusias warga menuju sentra vaksinasi Adaro. Khususnya warga desa yang kami lalui di sepanjang aliran Sungai Paminggir, terusan yang menjadi pertemuan Sungai Tabalong dan Nagara menuju Sungai Barito ini.

 Selayaknya vaksin tahap pertama, pada kali kedua itu, tim vaksinasi singgah di Desa Pal Batu, Desa Tampakang, Desa Desa Banjang, Desa Paminggir, Desa Sapala, dan Desa Ambahai, Kecamatan Paminggir, sejak 24 sampai 27 November 2021.

 "Setelah vaksin pertama sempat badan tidak nyaman namun tak masalah bagi kami," ungkap satu warga Desa Tampakang Rina. Efek serupa pasca vaksin pertama, juga dirasakan Susilawati, warga DedaTampakang lainnya, selang dua hari usai disuntik sekujur kaki hingga pangkal paha terasa sakit.

Meski demikian, Susilawati tak merasa khawatir. . "Mudahan sehat semua pak dan bisa dapat hadiah umrah," ujarnya.

Perkara antusiasme peserta vaksin, Kepala Desa Tampakang, Ardiansyah mengatakan, massifnya kabar beredar di media sosial perihal dampak vaksin yang bahkan berujung kematian tak berpengaruh besar pada warganya.

Umumnya, terang Ardiansyah, masyarakat desa yang dipimpinnya cenderung mengikuti para tokoh dan tetua setempat.

 "Mereka melihat langsung, kami yang sudah cukup berumur ini, tidak mengalami dampak serius usai divaksin, jadi mereka juga tak merasa khawatir," terangnya.
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)
 Itupun sebenarnya, diakui Ardiansyah, masih banyak warga yang berharap bisa ikut vaksin Adaro, namun terbatasnya dosis yang tersedia, membuat warga harus menunggu kesempatan lain.

Di Desa Sapala, tim tiba lebih pagi, sekitar pukul 09.00 wita, persiapan vaksin usai digelar. Hj Arbainah, jadi peserta pertama.

Untuk tiba di Puskesmas Sapala, ia harus menyeberang Sungai Paminggir.

Sebelum vaksin, tekanan darah Arbainah diperiksa dan terpaksa menunggu karena tensinya tinggi.

la pun minum obat penurun tensi darah dan  menunggu di lokasi vaksin.

 "Lebih baik menunggu daripada harus bolak balik ke rumah, " kata Arbainah.

Pada 2002, Arbainah bercerita, ia menunaikan ibadah haji dengan paspor turis.

Selama lima bulan di Makkah, ia tinggal di rumah kerabat satu kampung disana. Vaksin Adaro, sekaligus menjadi harapan bagi Arbainah, jika beruntung ia bakal menginjakkan kaki kembali ke Tanah Suci, melalui doorprize umrah yang disiapkan.

Usai Dzuhur pelaksanaan vaksin di Desa Sapala berakhir dan tercatat lima orang urung berhadir dengan alasan merantau dan dua lainnya tanpa berita.

Selanjutnya Desa Paminggir, desa terakhir yang persis bersisian dengan Sungai Barito ini, merupa sentra vaksinasi Adaro, wilayah terujung Provinsi Kalsel.

Pewarta: *

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021