Gerakan Lestari Seni (Gelas) Budaya Tapin bersiap mempersembahkan pagelaran seni budaya untuk masyarakat, di momentum HUT Kabupaten Tapin ke 56.
Pentas terbatas itu nantinya digelar pada Sabtu, (11/12) malam, di Gedung Galuh Bastari Rantau. Dengan tema "Marimbun Karindangan Kisah Bastari" yang harapannya bisa menghibur masyarakat.
Anggi Anggraini, Pimpinan Produksi Dalai Bahaga mengatakan Dalai Bahaga adalah salah satu kegiatan besar milik organisasi yang baru tumbuh sejak awal 2020 lalu di Tapin.
"Tahun ini, penampilan pertama dan direncanakan berkelanjutan," ujarnya.
Keterampilan dari divisi di Gelas Budaya Tapin yaitu ; tari, musik, sastra dan teater akan keluarkan untuk ditampilkan di malam itu.
Teater dengan pementasan Japin Carita Masih Hayatun Nufus : Perjuangan Cinta. Sastra dengan Manang Sasangga Banua, tari dengan Tari Paris Tangkawang dan musik dengan Sanandung Karindangan.
Nama Dalai Bahaga diambil dari bahasa banjar, dialek hulu. Artinya baaruhan atau bahasa Indonesianya mengadakan selamatan.
"Sampai saat ini kita baru dapat sedikit sponsor. Kita masih membuka peluang untuk siapa pun yang ingin mendukung acara ini. Kegiatan kita bisa dilihat di IG @gelasbudayatapin dan @gelasbudaya.production," ujarnya.
Ketua Umum atau Kepala Rombongan Gelas Budaya Tapin M. Rizkan Fadhiil, berharap mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat khususnya di Tapin.
Pemerintah daerah pun, kata Rizkan, harus peka terhadap kegiatan kepemudaan. Misalnya memberikan ruang, sarana dan prasarana. Hal itu, sebagaimana amanah UU No 40 tentang kepemudaan.
"Ada tertuang di bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 3 yang berbunyi ; pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan'," ujarnya.
Terkait Dalai Bahaga, katanya, adalah salah satu langkah pelestarian seni budaya daerah. Serta, merawat identitas daerah.
Baca juga: Naik ke DPRD Gelas Budaya Tapin sampaikan pentingnya Perda tentang seni budaya daerah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Pentas terbatas itu nantinya digelar pada Sabtu, (11/12) malam, di Gedung Galuh Bastari Rantau. Dengan tema "Marimbun Karindangan Kisah Bastari" yang harapannya bisa menghibur masyarakat.
Anggi Anggraini, Pimpinan Produksi Dalai Bahaga mengatakan Dalai Bahaga adalah salah satu kegiatan besar milik organisasi yang baru tumbuh sejak awal 2020 lalu di Tapin.
"Tahun ini, penampilan pertama dan direncanakan berkelanjutan," ujarnya.
Keterampilan dari divisi di Gelas Budaya Tapin yaitu ; tari, musik, sastra dan teater akan keluarkan untuk ditampilkan di malam itu.
Teater dengan pementasan Japin Carita Masih Hayatun Nufus : Perjuangan Cinta. Sastra dengan Manang Sasangga Banua, tari dengan Tari Paris Tangkawang dan musik dengan Sanandung Karindangan.
Nama Dalai Bahaga diambil dari bahasa banjar, dialek hulu. Artinya baaruhan atau bahasa Indonesianya mengadakan selamatan.
"Sampai saat ini kita baru dapat sedikit sponsor. Kita masih membuka peluang untuk siapa pun yang ingin mendukung acara ini. Kegiatan kita bisa dilihat di IG @gelasbudayatapin dan @gelasbudaya.production," ujarnya.
Ketua Umum atau Kepala Rombongan Gelas Budaya Tapin M. Rizkan Fadhiil, berharap mendapatkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat khususnya di Tapin.
Pemerintah daerah pun, kata Rizkan, harus peka terhadap kegiatan kepemudaan. Misalnya memberikan ruang, sarana dan prasarana. Hal itu, sebagaimana amanah UU No 40 tentang kepemudaan.
"Ada tertuang di bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 3 yang berbunyi ; pembangunan kepemudaan adalah proses memfasilitasi segala hal yang berkaitan dengan kepemudaan'," ujarnya.
Terkait Dalai Bahaga, katanya, adalah salah satu langkah pelestarian seni budaya daerah. Serta, merawat identitas daerah.
Baca juga: Naik ke DPRD Gelas Budaya Tapin sampaikan pentingnya Perda tentang seni budaya daerah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021