Amuntai (Antaranews Kalsel) - Anak-anak rentan terinfeksi Penyakit Kaki Gajah (Filaria) sehingga menjadi sasaran utama dalam pemberian obat pencegahan secara massal pencegahan Filaria oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) drg Isnur Hatta di Amuntai Jum'at mengatakan guna mengefektifkan pemberian obat terhadap anak ini pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan. 

"Anak rentan terinfeksi penyakit Filaria kemungkinan karena anak ini terlewatkan dari pemberian obat pencegahan Filaria karena belum berusia 2 tahun saat kegiatan pemberian obat massal," Ujar Isnur. 

Isnur mengatakan perlu pengawasan orang tua, guru dan Dinkes untuk mengingatkan pemberian obat begitu anak sudah berusia diatas 2 tahun. 

Dikatakan, selain anak belum berusia 2 tahun yang dilarang mengkonsumsi obat pencegah Filaria, juga ibu hamil dan penderita penyakit akut. 

Isnur mengatakan kerjasama dengan aparat dan kader desa juga ditingkatkan khususnya pada pemberian obat kepada balita dan anak saat pelayanan posyandu. 

Menurut Isnur semua pihak perlu dilibatkan dan berperan dalam kegiatan pemberian obat Filaria secara massal ini khususnya Dinas Pendidikan karena sasaran anak-anak dinilai lebih sulit. 

"Pemberian obat terhadap anak dilaksanakan disekolah-sekolah seperti PAUD, TK dan SD dan langsung diminumkan ditempat," kata Isnur.

Selain itu kerjasama dengan Dinas Pendidikan juga mengantisipasi agar tidak ada anak yang terlewatkan dari meminum obat pencegah Filaria khususnya anak yang berhenti sekolah selepas Taman kanak-kanak dan PAUD. 

Perkembangan kaki gajah sering muncul lagi, katanya karena sebagian anak terlewatkan dalam pemberian obat pencegah penyakit ini. 

Dari hasil tes darah  anak sekolah di HSU pada 2014  ternyata  cukup banyak anak yang mengidap parasit Filaria  ini meski mereka nampak sehat.

Data Dinas Kesehatan tahun lalu, berdasarkan hasil uji sampel darah yang di ambil dari 1434 murid SD di 13 kecamatan di Kabupaten HSU sebanyak 87 anak positif mengidap filariasis.

Jumlah penderita kaki gajah ini dipastikaan lebih banyak lagi, karena penularan bibit cacing filariasis dari tubuh penderita ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Dinkes sudah  menggelar pertemuan koordinasi dengan berbagai sektor terkait guna menggalang kerjasama karena kegiatan pemberian obat pencegah Filaria secara massal tahap dua akan dilaksanakan awal Okober 2015.

"Perlu peningkatan kerjasama dan aksi serampak lintas sektoral agar pencegahan penularan Filariasis dapat terlaksana secara efektif," kata Isnur.


Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015