Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia Kalimantan Selatan HM Rosehan NB menyatakan, nasib atlet angkat berat provinsi tersebut masih belum jelas untuk bisa mengikuti Pekan Olahraga Nasional mendatang.
"Nasib atlet berat kita ke Pekan Olahraga Nasional (PON), termasuk ke Pra PON tergantung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Selatan (Kalsel)," ujarnya di Banjarmasin, Kamis.
Karena, kata dia, dirinya baru atau belum sampai setahun sebagai Ketua Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABSI) Kalsel.
Selain itu, sejak kepemimpinannya Pengurus PABSI tingka provinsi ini hampir tak ada satupun aset peninggalan dari kepengurusan terdahulu, tuturnya menjawab Antara Kalsel.
Sementara pengelolaan pendanaan untuk ke Pra PON dan PON berada pada KONI Kalsel, baik yang bersumber dari pemerintah provinsi (Pemprov) setempat maupun donator/pihak lain.
Namun, lanjut Wakil Ketua Badan Pembuat Peraturan Daerah (BP2D) DPRD Kalsel itu, secara materi personel atlet angkat berat dari provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut, pada prinsipnya siap mengikuti Pra PON.
"Sebab kita harus berjuang pra PON dulu, baru bisa mendapatkan tiket ke PON. Itupun untuk keberangkatan ke PON tergantung KONI provinsi setempat," kata mantan Wakil Gubernur (Wagub) Kalsel tersebut..
Menurut dia, Kalsel sayang kalau tak memberangkat atlet angkat berat ke Pra PON yang bukan saja sebagai wahana untuk mendapatkan tiket ke PON, tapi yang lebih mendasar salah satu ajang untuk pembinaan dan uji prestasi.
"Apalagi pada beberapa PON lalu, cabang olahraga angkat berat juga turut menyumbangkan medali untuk `Bumi Perjuangan Pangeran Antasari` Kalsel," ungkap wakil rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
"Karena itu, kita berharap ada sinergi antara KONI Kalsel dengan Pengurus PABSI provinsi setempat serta atlet angkat berat yang memang memiliki potensi untuk berlaga di Pra PON ataupun PON nanti," demikian Rosehan NB.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
"Nasib atlet berat kita ke Pekan Olahraga Nasional (PON), termasuk ke Pra PON tergantung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Selatan (Kalsel)," ujarnya di Banjarmasin, Kamis.
Karena, kata dia, dirinya baru atau belum sampai setahun sebagai Ketua Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABSI) Kalsel.
Selain itu, sejak kepemimpinannya Pengurus PABSI tingka provinsi ini hampir tak ada satupun aset peninggalan dari kepengurusan terdahulu, tuturnya menjawab Antara Kalsel.
Sementara pengelolaan pendanaan untuk ke Pra PON dan PON berada pada KONI Kalsel, baik yang bersumber dari pemerintah provinsi (Pemprov) setempat maupun donator/pihak lain.
Namun, lanjut Wakil Ketua Badan Pembuat Peraturan Daerah (BP2D) DPRD Kalsel itu, secara materi personel atlet angkat berat dari provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut, pada prinsipnya siap mengikuti Pra PON.
"Sebab kita harus berjuang pra PON dulu, baru bisa mendapatkan tiket ke PON. Itupun untuk keberangkatan ke PON tergantung KONI provinsi setempat," kata mantan Wakil Gubernur (Wagub) Kalsel tersebut..
Menurut dia, Kalsel sayang kalau tak memberangkat atlet angkat berat ke Pra PON yang bukan saja sebagai wahana untuk mendapatkan tiket ke PON, tapi yang lebih mendasar salah satu ajang untuk pembinaan dan uji prestasi.
"Apalagi pada beberapa PON lalu, cabang olahraga angkat berat juga turut menyumbangkan medali untuk `Bumi Perjuangan Pangeran Antasari` Kalsel," ungkap wakil rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
"Karena itu, kita berharap ada sinergi antara KONI Kalsel dengan Pengurus PABSI provinsi setempat serta atlet angkat berat yang memang memiliki potensi untuk berlaga di Pra PON ataupun PON nanti," demikian Rosehan NB.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015