Tangannya begitu kekar memegang sebuah tongkat bambu sepanjang sekitar tiga meter, seringkali tongkat bambu itu ditancapkannya ke dasar sungai untuk menyetir arah lanting bambu (bambo raftng) yang meluncur di sungai deras kawasan wisata arung jeram, hulu sungai Amandit kawasan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Sesekali Madi berusia sekitar 50 tahun ini dengan cekatan melompat dari rafting bambo dengan bantuan tongkat yang ia pegang, maksudnya tak lain agar arah lanting bambu yang dikemudikannya sesuai dengan apa yang ia inginkan.

Mengenakan baju kaos oplong warna kuning dan sebuah tas pinggang, lelaki beranak tiga yang tinggal di kawasan desa kawasan Loksado ini, bercerita panjang lebar seputar profesinya sebagai joki lanting bambu.

Lelaki kelahiran Kandangan ini berada di kawasan Loksado, mengikuti jejak orang tuanya yang hidrah, dari ibukota kabupaten ke kawasan Pegunungan Meratus tersebut.

Dengan tak sengaja ia kemudian membantu wisatawan yang ingin naik lanting bambu setelah itu kemudian iapun akhirnya berprofesi sebagai joki dengan kemahiran tercipta lantaran kebiasaan.

20 tahun lebih ia menggeluti profesi tersebut, dan diakuinya penghasilan pasang surut, kadang kala ada tamu naik lanting, tapi seringkali pula wisatawan sepi sehingga ia pun sepi order.

Tetapi tatkala wisatawan ramai, ia pun bisa membawa tamu sampai tiga kali, sekali tarik rp300 ribu, lumayan, tambah lelaki yang juga selaku penyadap karet ini.
Madi (50 tahun) joki lanting bambu (Antaranews Kalsel/Hasan Z)


Menurut dia, profesi sebagai joki di wilayah tersebut tercatat sekitar 30 orang, sebagian besar memang dilatih untuk profesi tersebut, terutama agar tahu medan dalam menempuh jarang sekitar 15 kilometer atau dua jam setengah.

Mereka bukan saja dilatih bagaimana mengemudi lanting bambu di tengah arus deras bebatuan jeram Amandit, tetapi juga dilatih untuk memberikan pertolongan jika ada penumpang yang terjatuh  ke sungai.

Para Joki juga dilatih bagaimana bercerita tentang lokasi -lokasi yang dilalui terutama nama nama vegetasi, lagenda lagenda yang ada di kawasan tersebut, serta apa saja tentang Loksado.

Tiap lanting itu membawa antara tiga hingga empat orang wisatawan, dan banyak wisatawan yang tak bisa berenang, makanya setiap wisatawan diharapkan menggunakan baju pelampung.

Bambu yang digunakan setiap rakit sebanyak 15 batang, setiap batang dibeli rp10 ribu ke petani setempat, dan kawasan Loksado memang banyak hutan bambu hingga tak sulit mencari bahan untuk sarana wisata tersebut.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021