Harga emas jatuh untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi), karena data ekonomi Amerika Serikat yang kuat membuat logam safe-haven itu kurang menarik bagi para investor.
Namun harga emas itu bergerak sedikit lebih tinggi, setelah Federal Reserve AS mengumumkan pengurangan langkah-langkah stimulus era pandemi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok 25,5 dolar AS atau 1,43 persen, menjadi ditutup pada 1.763,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (2/11), emas berjangka juga merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.789,40 dolar AS.
Emas berjangka menguat 11,9 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.795,80 dolar AS pada Senin (1/11), setelah jatuh 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS pada Jumat (29/10), dan terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS pada Kamis (28/10).
Baca juga: Emas jatuh terseret penguatan dolar dan ekuitas
Laporan pekerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan 571.000 pekerjaan ditambahkan pada Oktober, jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Indeks Manajer Pembelian Jasa-jasa AS terakhir yang disusun oleh IHS Markit meningkat menjadi 58,7 pada Oktober dari 54,9 pada September.
Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks jasa-jasa melonjak ke rekor 66,7 persen pada Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi para analis dan naik dari 61,9 persen pada September.
Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang keluar tak lama setelah pasar ditutup, memutuskan Federal Reserve memilih untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar 15 miliar dolar AS per bulan mulai pertengahan November. Harga emas bergerak naik dalam perdagangan elektronik setelah pernyataan Federal Reserve.
"Emas yang datang ke pertemuan itu semacam mempersiapkan yang terburuk dan itulah mengapa turun di sekitar 1.758 dolar AS sejak saat itu," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.
"Kami akan menunggu sebelum kami menetapkan posisi apa pun pada emas, baik untuk posisi beli ataupun jual, dan jangan berharap terlalu banyak pergerakan karena kami memiliki angka pekerjaan berikutnya (minggu ini)," katanya pula.
Baca juga: Emas terdongkrak 11,9 dolar
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober akan dirilis pada Jumat (5/11).
The Fed juga menunjuk pemulihan dalam kegiatan ekonomi dan lapangan kerja dalam pernyataannya sambil berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, dengan suku bunga rendah memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,6 sen atau 1,17 persen, menjadi ditutup pada 23,231 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 16,8 dolar AS atau 1,62 persen, menjadi ditutup pada 1.022,5 dolar per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Namun harga emas itu bergerak sedikit lebih tinggi, setelah Federal Reserve AS mengumumkan pengurangan langkah-langkah stimulus era pandemi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, anjlok 25,5 dolar AS atau 1,43 persen, menjadi ditutup pada 1.763,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (2/11), emas berjangka juga merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.789,40 dolar AS.
Emas berjangka menguat 11,9 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.795,80 dolar AS pada Senin (1/11), setelah jatuh 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS pada Jumat (29/10), dan terkerek 3,8 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.802,60 dolar AS pada Kamis (28/10).
Baca juga: Emas jatuh terseret penguatan dolar dan ekuitas
Laporan pekerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan 571.000 pekerjaan ditambahkan pada Oktober, jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Indeks Manajer Pembelian Jasa-jasa AS terakhir yang disusun oleh IHS Markit meningkat menjadi 58,7 pada Oktober dari 54,9 pada September.
Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan indeks jasa-jasa melonjak ke rekor 66,7 persen pada Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi para analis dan naik dari 61,9 persen pada September.
Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang keluar tak lama setelah pasar ditutup, memutuskan Federal Reserve memilih untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar 15 miliar dolar AS per bulan mulai pertengahan November. Harga emas bergerak naik dalam perdagangan elektronik setelah pernyataan Federal Reserve.
"Emas yang datang ke pertemuan itu semacam mempersiapkan yang terburuk dan itulah mengapa turun di sekitar 1.758 dolar AS sejak saat itu," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.
"Kami akan menunggu sebelum kami menetapkan posisi apa pun pada emas, baik untuk posisi beli ataupun jual, dan jangan berharap terlalu banyak pergerakan karena kami memiliki angka pekerjaan berikutnya (minggu ini)," katanya pula.
Baca juga: Emas terdongkrak 11,9 dolar
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober akan dirilis pada Jumat (5/11).
The Fed juga menunjuk pemulihan dalam kegiatan ekonomi dan lapangan kerja dalam pernyataannya sambil berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, dengan suku bunga rendah memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,6 sen atau 1,17 persen, menjadi ditutup pada 23,231 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 16,8 dolar AS atau 1,62 persen, menjadi ditutup pada 1.022,5 dolar per ounce.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021