Pondok pesantren seakan menjadi magnet baru bagi upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan karena dinilai memiliki potensi besar bukan hanya karena ketersediaan sumber daya manusia tetapi potensi produktivitas dan pasar yang tingi.

Potensi dan harapan agar pondok pesantren menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru tersebut, bukan hanya mendapatkan perhatian dari pemerintah dan perbankkan tetapi juga dari Universitas Lambung Mangkurat  (ULM)) dan dari perusahaan.

Melalui program percepatan kemandirian ekonomi santri dan pondok pesantren, kini mahasiswa ULM berjuang untuk mendukung program tersebut agar bisa segera terealisasi.

Para mahasiswa, terjun langsung ke pondok pesantren untuk membantu mengelola usaha yang sedang dijalankan oleh pesantren, mulai dari bagian pengelolaan lapangan, administrasi usaha, vokasi sampai dengan kegiatan pemasaran dan kewirausahaan.

Keterlibatan para mahasiwa ULM tersebut, juga dalam rangka mengikuti Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) yang dilakukan Adaro bersama  ULM dalam Program Matcing Fund Adaro-ULM 2021.

Mahasiswa ULM penerima program beasiswa penuh dari PT Adaro Indonesia dalam program Beasiswa Indonesia Bright Future Leader (IBFL) Junaidi mengatakan, melalui program PASS, banyak ilmu dan pengalaman yang bisa diserap.

Menurut dia, melalui program tersebut, dia tidak hanya melulu belajar di kampus, tetapi juga bisa mengaplikasikan seluruh ilmu yang didapat di lapangan.

Para mahasiswa yang langsung terjun ke masyarakat, menjadi lebih memahami dengan berbagai persolan yang terjadi di masyarakat dan upaya apa yang harus dilakukan.

"Pembelajaran yang terbaik itu bukan duduk di belakang meja, tetapi harus terjun langsung ke lapangan," katanya.

Beruntung

Mahasiswa ULM yang mendapatkan kesempatan mengikuti program PASS mengaku sangat beruntung, karena sebagai pemuda, mencintai bangsa dan tanah air, sudah pasti dan tidak perlu diragukan lagi.

Tetapi, kadang bingung apa yang harus dilakukan untuk menunjukkan besarnya rasa cinta tersebut.

 "Kita mencintai tetapi bingung, ingin melakukan apa untuk Indonesia? Ini adalah permasalahan kami sekarang," kata salah satu mahasiswa peserta PASS.

Hal tersebut berbeda dengan zaman perjuangan, dimana peran pemuda diperlukan untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan. Hingga akhirnya, lahir Sumpah Pemuda yang diperingati pada 28 Oktober 2021.

Tepat 93 tahun silam pemuda Indonesia mengucapkan sumpah untuk ibu pertiwi dan membangkitkan jiwa dan sikap nasionalisme para pemuda Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia.

Mahasiswa ULM lainnya, Lisda Septiani juga mengaku beruntung dan bangga bisa ikut berkontribusi dengan program PASS ini,.

"Bersama program ini, kami sungguh-sungguh bisa bergerak bersama membangun kemandirian ekonomi santri dan pesantren," katanya.

 Menurut Lisda dengan bersatu semua tujuan bisa dicapai.

"Prinsip anak muda adalah tenang dan gampang, selagi bersatu untuk kemajuan dengan pergerakan dan pemikiran yang sama cita-cita bangsa akan tercapai," katanya.
 
Foto Antaranews.Kalsel/ist (Istimewa)
Pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren menjadi salah satu fokus program CSR Adaro dalam mendukung dan mengembangkan ekonomi masyarakat.

Kenapa pondok pesantren, karena pondok pesantren, diyakini sebagai kekuatan ekonomi baru dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan membangun kemandirian ekonomi di dunia pendidikan.

Pondok pesantren, bisa menjadi pusat pembangunan ekonomi syariah di pesantren, yang  memiliki potensi besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah dalam beberapa tahun ke depan, asalkan mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pihak terkait.

Pondok pesantren, juga menjadi gudangnya pemuda dan generasi muda yang dicetak untuk memiliki etos kerja tinggi dan berakhlak mulia serta jujur.

Sehingga, apa yang dilakukan Adaro bersama ULM untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa dan santri, berkolaborasi membangkitkan ekonomi daerah, merupakan langkah jitu untuk menghasilkan putra-putri terbaik, untuk membangun negeri ini di masa mendatang.

 Penulis : Siti Sarah.

Pewarta: *

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021