Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kebakaran (BPBDK) Kota Banjarmasin mengingatkan, para petugas Badan Pemadam Kebakaran (BPK) untuk jangan kebut-kebutan di jalanan saat melaksanakan tugas, sebab penuh bahaya.

Himbawan ini diserukan Kasi Kesiap Siagaan BPBDK Kota Banjarmasin Zuliansyah di Banjarmasin, kamis, menyusul banyaknya keluhan masyarakat yang merasa ngeri ketika melihat mobil unit BPK saat menuju ke tempat kejadian musibah kebakaran dengan kecepatan tinggi.

Diakui Zuliansyah, pihaknya sudah sering kali mengingatkan dalam rangka sosialisasi keselamatan kepada para petugas BPK dan masyarakat , namun kenyataanya saat kejadian musibah kebakaran terjadi hal itu sepertinya tidak diingat.

Kita akui bersama, rasa sosial para petugas BPK sangat tinggi untuk membantu, sehingga mereka lupa akan pesan untuk menjaga keselamatan saat di jalan, hingga mengebut karena ingin cepat-cepat sampai ke lokasi, ucapnya.

Dia mengharapkan, khususnya bagi para petugas BPK yang menggunakan roda dua, untuk tidak ikut melakukan kebut-kebutan saat mengejar ke lokasi musibah kebakaran, berlalu lintaslah seperti biasa di jalanan, sebab tidak membawa fasilitas yang sangat penting juga untuk pemadaman.

Memang kita akui sulit untuk merubah perilaku para petugas BPK ini saat mereka berada di jalanan, makanya kita himbau masyarakat saja lagi yang memahami mereka, kalau memang ada sirine kebakaran berbunyi, hendaklah berhenti dan menepi sebentar, dan berikan keleluasaan jalan bagi mereka," ungkapnya.

Menurut dia, di masa musim kemarau ini, kebakaran sangat rawan terjadi, bahkan pada awal Agustus ini sudah lima kali terjadinya musibah kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah dengan kerugian yang lumayan besar.

Dari data yang dia himpun sejak Januari hingga Agustus ini, muhsibah kebakaran di ibu kota provinsi ini sudah sebanyak 41 kali, denagn menganguskan sekitar 59 buah rumah dan taksiran total kerugian hingga mencapai Rp13 miliar lebih.

"Untungnya korban jiwa tidak ada sementara ini, namun sekitar 80 kepala keluarga (KK) atau sekitar 200 jiwa kehilangan tempat tinggal," tuturnya.

Dia pun mengingatkan kepada masyarakat, agar selalu mawas untuk menghindari musibah kebakaran ini, khususnya diakibatkan konsleting listrik yang sering terjadi, hingga dia meminta pralatan listrik di rumah agar menggunakan yang standar atau SNI.

"Bahkan kalau perlu saat meninggalkan rumah, listrik dimatiakan total saja, biar keamanan lebih terjaga, selain itu pastikan kompor atau pralatan untuk memasak lainnya sudah benar-benar dipadamkan," demikian katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015