Martapura, (Antaranews Kalsel) - Ribuan hektare areal persawahan yang sudah ditanami padi dan sebagian tinggal menunggu panen di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, terancam puso akibat kekeringan.


Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Banjar Dondit Bekti di Kota Martapura, Selasa mengatakan ribuan hektare sawah itu tersebar di sejumlah kecamatan.

"Sebaran areal persawahan yang mengalami kekeringan hingga padinya terancam puso tidak merata. Namun, luasan paling banyak di Kecamatan Cinta Puri," ujarnya.

Ia mengatakan, luas areal sawah di Kecamatan Cinta Puri yang kekeringan mencapai 1.260 hektare dan luas itu sebagian besar padinya terancam tidak bisa diselamatkan.

Dijelaskan, kondisi itu terjadi akibat wilayah kecamatan jauh dari sumber air sehingga areal persawahan dengan sistem tadah hujan tidak mendapat air yang cukup untuk pertumbuhan padi.

"Sulitnya mendapatkan sumber air membuat langkah penanggulangan kekeringan terutama untuk mengairi areal persawahan sulit dilakukan dan panen padi terancam puso," ucapnya.

Menurut dia, pihaknya berupaya menanggulangi kekeringan di wilayah lain yang produksi padinya juga ikut terancam puso karena tidak adanya sumber air untuk persawahan.

Disebutkan, langkah strategis yang dilakukan antara lain pompanisasi bagi daerah-daerah yang memiliki sumber air sehingga ancaman puso akibat minimnya air bisa dikurangi.

"Pompanisasi hanya dilakukan di daerah-daerah yang masih ada sumber airnya. Jika tidak ada sumber airnya seperti Kecamatan Cinta Puri, tentu tidak bisa dibantu," ujarnya.

Dikatakan, selain pompanisasi, pihaknya dibantu petani berupaya membersihkan pintu-pintu air yang aliran airnya tersendat sehingga bisa lancar mengaliri areal persawahan.

"Gotong royong membersihkan pintu-pintu air yang tersendat cukup membantu ketersediaan air dan kami juga membagikan 5 ton bibit padi unggul cadangan daerah," kata dia.

Ditambahkan, pihaknya berupaya agar dampak kekeringan khususnya bagi pertanian tidak semakin meluas sehingga produksi padi di Kabupaten Banjar tetap terjaga kuantitasnya.

"Kondisi yang terjadi akibat dampak fenomena alam sehingga kami hanya berupaya mengurangi dampak agar tidak semakin meluas dan mengurangi produksi padi," katanya.***4***





(T.KR-YRZ/B/B015/B015) 04-08-2015 21:33:36

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015