Dari Alur Barito Hingga Bandara Syamsudin Noor
    
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sepuluh tahun memimpin Kalimantan Selatan (Kalsel), Gubernur H Rudy Ariffin terbukti mampu majukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Banua.
    
Kemampuan memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tergambar dari dana pembangunan yang terus meningkat, di awal kemimpinannya tahun 2005, APBD Kalsel baru sekitar Rp900 miliar dan kini di akhir kepemimpinannya APBD Kalsel sudah lebih dari Rp5 triliun.
    
Bukan hanya itu, pencapaian pembangunan baik itu, ekonomi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya, juga terus mengalami kemajuan yang signifikan, yang tergambar dalam berbagai pencapaian penghargaan dan prestasi yang telah diraih.
    
Di sektor infrastruktur, begitu terpilih menjadi Gubernur Kalimantan Selatan periode pertama, hal yang pertama dilakukan adalah mengeluarkan kebijakan melarang truk angkutan batu bara melintas di jalan raya atau jalan umum.
    
Kebijakan yang dinilai sangat berani, karena harus berhadapan dengan kepentingan para pengusaha terkemuka di daerah ini, disambut sangat gembira oleh masyarakat, karena pada masa itu angkutan batu bara benar-benar menjadi "raja" jalanan.
   
Kebijakan Gubernur menghentikan angkutan batu bara melintasi jalan umum, dibarengi dengan kebijakan agar seluruh pengusaha melintasi jalan khusus batu bara, yang juga mampu menarik investor untuk membangun jalan khusus di daerah ini.
    
Bukan hanya itu, Rudy Ariffin, juga berjasa menuntaskan pengerukan alur ambang Sungai Barito, sehingga alur yang awalnya hanya bisa dilintasi selama enam jam, karena harus menunggu pasang surut, kini alur bisa dilintasi 24 jam.
    
Pengerukan tersebut, selain melancarkan keluar masuknya barang dari berbagai daerah, juga meminimalkan kecelakaan laut akibat sempitnya alur Barito.
    
Selama masa kepemimpinannya, Rudy Ariffin ini, juga sangat fokus mengembangkan jalur darat, hampir seluruh jalan Trans Kalimantan di Kalimantan Selatan kini dalam kondisi mantap.
    
Sukses melancarkan arus transportasi darat dan laut, di penghujung karir politiknya sebagai Gubernur, Rudy Ariffin ingin mewujdukan Bandara Syamsudin Noor sebagai bandara yang terkemuka di Indonesia.

Dari perjuangan yang tak kenal lelah, akhirnya bandara yang akan menjadi kebanggaan warga Kalsel tersebut, segera terwujud, setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla datang untuk melakukan peletakan batu pertama.
    
Terakhir, Gubernur juga sukses memperjuangkan pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia, untuk menghubungkan Pulaut Laut.
    
Pembangunan jembatan yang kini mulai dilakukan tersebut, disebut-sebut merupakan peninggalan yang cukup fenomenal, karena akan menghidupkan perekonomian pulau-pulau kecil yang ada di daerah di sekitar jembatan.
    
Khusus di Kota Banjarmasin, pemerintah Gubernur Rudy Ariffin dan Wakil Gubernur Rudy Resnawan, juga membangun "fly over" yaitu proyek yang juga dinilai cukup fenomenal, karena baru satu-satunya pembangunan jalan layang untuk wilayah Kalimantan.
 
     Swasembada Pangan
      
Selain infrastruktur, kepemimpinan Rudy Ariffin selama sepuluh tahun, juga dinilai sukses menjadikan Kalimantan sebagai lumbung pangan nasional, bukan hanya produksi padi yang terus meningkat, tetapi juga berbagai produksi pertanian dan perkebunan sukses dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir.
    
Pada sektor tanaman padi, Kalsel mampu mempertahankan surplus beras hingga tahun 2014, sekitar 600.000 ton beras dari produksi padi lebih dari 2 juta ton.
    
Hal tersebut terjadi, karena Pemprov bersama kabupaten dan kota se-Kalsel selalu berkoordinasi dan berkomitmen membangun sektor pertanian, sebagai sektor unggulan, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
    
Dalam berbagai kesempatan, Gubernur selalu menyampaikan, bahwa hanya dengan sektor pertanian yang kuat, maka kesejahteraan masyarakat Kalsel akan meningkat.
    
Hal tersebut berbeda dibanding dengan sektor tambang batu bara, yang hasilnya memang cukup besar, namun hasil besar tersebut hanya dinikmati oleh segelintir masyarakat tertentu saja.
    
Mendukung program pertanian tersebut, Pemprov juga terus mengupayakan pembangunan infrastruktur  sumber daya air hingga tahun 2014, dan pemanfaatan jaringan irigasi, rawa dan sumber daya air lainnya hingga mencapai 78.834 hektar.
    
"Ini  mendukung ketahanan pangan dan surplus 10 juta ton beras di tahun 2014 yang telah dicanangkan  presiden," katanya.
    
Sektor perkebunan juga berkembang cukup pesat, terutama karet dan kelapa sawit. Tahun 2014, luas perkebunan karet lebih dari 264.000 hektare dengan  produksi lebih dari 182.000 ton. Sedangkan tahun 2010 sekitar 224.000 hektare dengan produksi sekitar 135.000 ton.
    
Luas perkebunan sawit di tahun 2010 lebih dari 353.000 hektare dengan produksi sekitar 516.000 ton. Meningkat menjadi 376.000 hektare lebih dengan produksi lebih dari 908.000 ton.  
    
Pada sektor peternakan, produksi daging, telur dan susu di Kalsel relatif stabil dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, karena produksi daging dan telur dari berbagai jenis ternak, terus meningkat. Tahun 2010, produksi daging baru sekitar 46 juta kilogram, sedangkan di tahun 2014 sudah mencapai 212 juta kilogram.
    
Produksi telur di tahun 2010 hanya 67 juta kilogram, sedangkan di tahun 2014  mencapai lebih dari 78 juta kilogram. Dengan produksi  itu,  kebutuhan masyarakat bisa tercukupi, dan perlahan-lahan  merintis jalan menuju ketahan pangan yang kuat dan mandiri.
     

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015