Mengimbangi peluang pasar kerajinan yang semakin terbuka, Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan terus memberikan pelatihan teknis kepada perajin.

"Permintaan pasar seringkali meminta jumlah produk cukup besar, namun kendalanya ada pada perajin yang belum terampil dalam desain dan motif," ujar Ketua Dekranasda Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Hj Anisah Rasyidah di Amuntai, Senin (13/10).

Anisah mengatakan, melalui pelatihan teknis tentunya bertujuan untuk mengembangkan kreatifitas para pengrajin agar dapat membuat varian produk lebih beragam dengan desain motif sesuai selera pasar.

Pelatihan teknis  anyaman purun kembali  dilaksanakan 13-18 Oktober di Desa Pasar Sabtu Kecamatan Sungai Tabukan diikuti sebanyak 20 perajin.

Anisah berterima kasih kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten HSU yang setiap tahun memfasilitasi pelaksanaan pelatihan kepada perajin.

Kabid Perindustrian Muhammad Yani mengatakan, biasanya perajin di Desa Pasar Sabtu hanya membuat anyaman tikar dengan kualitas seadanya untuk dijual dipasar kerajinan atau memenuhi pesanan pengepul.

"Harga jual masih rendah karena dianyam tanpa kualitas desain dan motif, sehingga selama bertahun-tahun kesejahteraan perajin kurang meningkat," katanya.

Keterampilan perajin pun kurang terasah disebabkan sejak lama pengepul hanya memesan produk setengah jadi disamping para perajin juga membutuhkan uang cepat untuk modal dan keperluan sehari-hari.

Padahal  untuk pemasaran produk kerajinan  anyaman purun cukup terbuka lebar ke luar daerah bahkan diekspor ke manca negara, namun perajin daerah belum siap memenuhi permintaan besar tersebut.

"Banyak konsumen luar daerah dan manca negara yang meminati hasil kerajinan anyaman purun, namun kualitas desain dan motifnya harus bagus," kata Yamin.

Persoalan SDM perajin purun dan eceng gondok juga diakui instruktur sekaligus pelaku usaha KUB Kembang ilung Supian Nor, dirinya kerap menerima pesan besar dari Bali dan Jawa bahkan manca negara melalui pihak penyalur namun terpaksa tidak diterima karena keterbatasan perajin yang terampil dibidang desain dan motif.

"Hanya beberapa perajin yang sudah mampu menghasilkan produk sesuai yang diinginkan pihak pemesan di luar daerah, "kata Supian.

KUB Kembang Ilung di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan merupakan salah satu usaha kerajinan purun, rotan dan eceng gondok yang sudah memiliki jaringan pasar diluar Kalsel.

Guna memenuhi permintaan produk anyaman dari Jawa dan Bali, KUB Kembang Ilung memasok sebagian produk dari kelompok perajin binaannya di beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten HSU.

Bank Indonesia bekerja sama dengan Disperindagkop dan UKM telah sejak lama membentuk Kluster anyaman purun dan Ilung (Ampulung) dalam rangka meningkatkan SDM perajin.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021