Jakarta, (Antaranews Kalsel) -  Percepatan pembangunan Kalimantan, termasuk perbatasan Indonesia-Malaysia menjadi salah satu prioritas agenda pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakya (PUPR).

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Velix Wanggai mengatakan, dalam desain besar  rencana pembangunan 2015-2019, Kalimantan tetap dijadikan paru-paru dunia, dan dijadikan lumbung pangan dan lumbung energi nasional dengan konsep hilirisasi komoditas.

Menurut Velix ,  wilayah Kalimantan  nantinya akan dibangun dengan pendekatan kewilayahan tanpa disekat oleh batasan administrasi provinsi dan kabupaten/kota.

Mewujudkan program  Kalimantan tanpa sekat administrasi tersebut, Menteri PUPR M Basuki Hadimuldjono menetapkan empat  Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

Empat wilayah strategis tersebut meliputi WPS Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas, WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan Temajuk-Sebatik, WPS Palangkaraya-Banjarmasin-Batulicin, dan WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Balikpapan-Samarinda-Maloy.

Pendekatan kewilayahan yang dikembangkan Kementerian PUPR ini, sesuai dengan amanat RPJMN 2015-2019 yang akan membangun tiga  kawasan ekonomi khusus, dan empat kawasan industri.

Selain itu, juga pusat-pusat pertumbuhan baru guna menggerakkan ekonomi daerah pinggiran di Pulau Kalimantan.

Kementerian PUPR,  kata Velix juga  memberi perhatian untuk membangun  satu Kawasan Perkotaan Metropolitan, dan empat  kota baru publik sebagai pengendali urbanisasi di kota dan kawasan perkotaan..

Dalam catatan Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto Husaini, total ruas jalan nasional di tahun 2015 sepanjang 7.619 Km, terdiri dari 1.204 Km di Kalimantan Selatan, 2.002 Km di Kalimantan Tengah, 1.710 Km.

Selanjutnya,  Kalimantan Timur, 585 Km di Kalimantan Utara dan di Kalimantan Barat sepanjang 2.117 Km yang dapat digunakan oleh masyarakat Kalimantan.

Sesuai direktif Presiden Joko Widodo, saat ini Kementerian PUPR fokus dalam membenahi Trans-Kalimantan, termasuk penanganan jalan sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia sejak Kalimantan Barat - Kalimantan Timur - Kalimantan Utara.

Velix  mengurai, ja
lan lintas  paralel perbatasan Kalimantan dimulai dari Kalimantan Barat sejak ruas Temajuk-Aruk-Seluas-Balai Karangan-Sepulau-Nanga Badau-Putusibau-Batas Kalimantan Timur.

Kemudian, disambungkan sejak ruas batas Kalimantan Timur-Long Pahangai-Batas Kalimantan Utara. Selanjutnya, ruas batas Kalimantan Utara-Long Nawang-Long Bujungan-Malinau-Simanggaris-Sei Ular yang terletak di bagian utara Kalimantan Utara.

Dalam konteks lintas paralel perbatasan ini, Kementerian PUPR telah menjalin kerjasama dengan Zeni TNI AD untuk membuka badan jalan di perbatasan.

Karena ruas-ruas jalan di perbatasan melintasi kawasan hutan dengan fungsi yang berbeda-beda, Kementerian PUPR juga bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selain lintas perbatasan, Kementerian PUPR menyentuh pula akses jalan di kawasan-kawasan strategis seperti jalan akses kawasan industri pelabuhan Maloy, akses jalan lingkar kawasan Batu Licin.

Selanjutnya  akses pelabuhan Trisakti Kalimantan Selatan, jalan tol Balikpapan-Samarinda, dan penanganan Lintas Tengah dan Lintas Selatan Kalimantan, jelas Velix Wanggai.

Dalam tahun 2015 ini, Kementerian PUPR gelontorkan total dana sekitar Rp 15,1 Triliun, baik Rp 11,8 Triliun dari APBN dan Rp 3,2 Triliun dari sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur.

Jumlah itu untuk meningkatkan dan membangun jalan dan jembatan, pengembangan kawasan permukiman, air minum dan sanitasi, irigasi, dan infrastruktur permukiman.

Harapannya, ekonomi wilayah Kalimatan dapat tumbuh dan disparitas sosial-ekonomi dapat berkurang dengan berbagai sentuhan program.

Alokasi dana itu kiranya dapat merealisasi desain besar Pulau Kalimantan yang diamanatkan dalam kerangka perencanaan RPJMN 2015-2019, tutup Velix Wanggai.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015