Sekilah lelaki asal Janamas, Kalimantan Tengah ini, adalah warga masyarakat biasa saja, paling banter ada pihak yang mengira adalah seniman, lantaran rambutnya yang gondrong dan selalu diikat.

Ternyata lelaki yang berpostor tubuh atletis ini yang bertempat tinggal di kisaran Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, memang pelaku seni yang sering mengekpresikan jiwa seninya di Taman Budaya, Banjarmasin.

Itulah Fasal Imbron, pelaku seni yang sekaligus banyak tahu tentang ornamen rumah adat Banjar, bahkan dirinya mengakui terlanjur jatuh cinta terhadap rumah Banjar ini.

Terlanjur jatuh cinta lantaran ingat masa kecil pernah tinggal di rumah kakeknya, di Janamas Barito Selatan, yang saat itu bentuk rumahnya adat Banjar.

Selain itu, rumah adat Banjar, adalah karya yang maha agung yang mampu membuktikan budaya orang banjar bahari itu sangat tinggi, tambah lelaki yang menyenangi bulutangkis tersebut.

Semua rumah adat Banjar adalah rumah panggung yang dibawahnya kala itu sering digunakan untuk gudang, lokasi pekerjaan, menutuk beras, menganyam tikar, meayun anak, dan lain-lain, dan 90 persen terbuat dari kayu ulin, termasuk atapnya sirap.

Jatuh cinta karena pula rumah adat Banjar yang memiliki segudang makna dan filosupis, tambah ayah dari seorang putra ini.

Ada sebelas jenis rumah adat Banjar, tuturnya, pertama jenis  bubungan tinggi, yang berdasarkan sejarahnya dihuni kerajaan atau sultan, cirinya atap menjorok ke atas, sindang langit, atap curing ke atas, tinggi megah, anjung dua, bersayap, bersimbol burung enggang.

Kedua jenis gajah baliku, atau gajah balingkun, bentuknya perpaduan antara bubungan tinggi dengan balai yang diperuntukan untuk permaisuri.

Jenis ketiga, adalah balai laki, bentuk seperti berkuda-kuda tiang layar laki, biasanya jenis rumah ini dihuni para hulu balang, atau tentara kerajaan. Keempat balai bini, bentuk limasan tapi agak rendah, diperuntukkan untuk dayang-dayang.
Faisal Imbron


Sementara yang kelima jenis gajah manyusu, bentuk seperti limasan tinggi, yang banyak digunakan oleh kelompok pegustian, atau mereka yang ada kaitannya atau keturunan dari kerajaan.

Keenam jenis palimasan, gasan untuk pemuka agama, bentuk segi tiga, simbul ketuhanan, lalu yang ketujuh jenis  palimbangan, bentuk balai laki, tapi kada bapisang sasikat, rumah ini untuk bubuhan saudagar atau orang kaya.

Kedelapan bentuk cacak burung, anjung surung, paling tua jenis rumah ini karena seperti balai bubuhan bukit, jenis balai laki tapi ada anjung di balakang

seterusnya jenis rumah tadah alas, kaya bentuk rumah orang eropa, tetapi jenis ini hanya dihuni oleh orang orang biasa saja tetapi cukup berduit untuk membangun rumah. Kesepuluh rumah bangun gudang, yaitu jenis rumah untuk tempat tinggal sekaligus untuk usaha, biasa dibangun keturunan atau peranakan arab, atau cina. yang terakhir atau kesebelas adalah rumah adat Banjar jenis lanting.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021